Politik

Koalisi Perubahan Demam, Nasdem Nekad.

Adin a year ago 1.8k

Situasi politik mulai menghangat dan masih sangat cair. Walaupun beberapa partai politik sudah menemukan mitra koalisi tetapi bisa saja ada yang berubah. Bisa saja ada parpol yang berpindah koalisi dengan alasan tertentu.

Seperti yang terjadi dengan Koalisi Perubahan. Koalisi ini dikatakan sudah menemukan mitra koalisi, tetapi belum juga resmi deklarasi. Mereka seolah hanya bermain-main saja tanpa mempunyai keputusan final.

Sejak Oktober 2022 lalu, nama Anies Baswedan diusung sebagai calon presiden 2024 oleh Partai NasDem. Kenekadan partai pimpinan Surya Paloh ini membuat publik cukup terkejut. Tetapi hingga saat ini belum ada koalisi yang benar-benar terbentuk untuk mendukung Anies jadi Capres.

Konon katanya ada tiga partai dalam rencana koalisi pendukung Anies. Tetapi hingga kini ketiga partai tersebut belum juga mencapai kata sepakat. Menentukan nama pendamping Anies dinilai sebagai hal yang menghalangi terbentuknya Koalisi Perubahan.

Hubungan Nasdem dan Demokrat terasa seperti terserang penyakit demam yakni panas dingin. Hal ini terlihat ketika Nasdem dengan berani menyerang Demokrat soal kejelasan koalisi.

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali bertanya ke Demokrat apakah mereka masih berminat gabung dalam Koalisi Perubahan apabila Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak diusung sebagai cawapres.

Pernyataan Ali ini seolah membenarkan jika Demokrat memaksakan AHY agar jadi pendamping Anies Baswedan. Rupanya Nasdem sudah merasa gerah dengan situasi Koalisi Perubahan yang tidak ada perkembangannya. Hanya banyak berbicara tetapi tidak deklarasi.

Rasa jengkel Nasdem dan indikasi adanya keretakan di Koalisi Perubahan makin terlihat. Di tengah mandeknya komunikasi politik, sejumlah pengurus DPP Partai NasDem menyambangi Sekretariat Bersama Gerindra-PKB. Kehadiran NasDem di Sekber koalisi Gerindra-PKB seolah pembenaran adanya keretakan di Koalisi Perubahan.

Nasdem sepertinya hampir putus asa dengan Koalisi Perubahan, sehingga mereka mencari alternatif lain. Bergabung dengan Partai Gerindra-PKB dianggap sebagai salah satu kemungkinan.

Hanya saja jika Nasdem ingin diterima Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya harus banyak berkorban. Nasdem hanya jadi pelengkap saja, selain itu Anies Baswedan yang dideklarasikan jadi Capres harus rela mundur atau bergeser.

Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya sudah yakin jika Prabowo jadi Capres. Jika Nasdem datang dengan Anies Baswedan mau tidak mau harus merelakan Anies jadi Cawapres. Itupun harus berhadapan terlebih dahulu dengan PKB yang menginginkan Muhaimin Iskandar jadi Capres atau setidaknya Cawapres.

Hal ini tentu saja berat. Oleh karena itu lebih baik Koalisi Perubahan menemukan titik temu soal pendamping Anies jika ingin bertahan. Di sisi lain, sosok cawapres yang dicari harus mampu mendongkrak elektabilitas Anies.

Situasi Koalisi Perubahan memang berat dan dilematis. Karena Nasdem, Demokrat dan PKS relatif setara. Jika satu parpol minggat maka Koalisi Perubahan akan bubar sebelum terwujud.