Politik

Koalisi Dulu, Baru Tentukan Cawapres ... Rentan Dikibuli, Bung!.

Widodo SP a year ago 1.3k

Partai NasDem tampaknya mulai deg-degan sekaligus was-was karena sampai menjelang akhir Januari 2023, rencana koalisi yang melibatkan tiga partai medioker antara NasDem, PKS, dan Demokrat masih belum berjalan sesuai rencana.

Rencana penggabungan bernama Koalisi Perubahan itu pun masih gelap, karena kabarnya Nasdem menolak penentuan calon wakil presiden (cawapres) dilakukan dengan melihat figur semata, tanpa membicarakan kriteria.

“Jadi kalau itu tidak diterima Koalisi Perubahan tidak terjadi, artinya itu saling mengunci. Itu yang sejak awal saya katakan bahwa Nasdem menghindari itu,” tutur Ahmad Ali, Waketum NasDem, seperti dilansir laman kompas.com.

Ali pun menyampaikan bahwa pembahasan kriteria cawapres sebaiknya dilakukan setelah ketiga parpol resmi mendeklarasikan Koalisi Perubahan.

"Katakan Nasdem, Demokrat, PKS sama-sama sudah menandatangani kesepakatan mengusung Anies (sebagai) calon presiden, itu namanya koalisi,” imbuh si Ali tadi.


Saya tersenyum saja membaca pernyataan itu. Entah kenapa lantas terbersit satu pertanyaan yang mengandung kecurigaan tingkat tinggi:

"Koalisi macam apa ini? Mau coba ngibulin, ya?"

Bukan bermaksud suudzon atau berprasangka buruk, tapi model koalisi macam apa kalau memakai prinsip yang penting join dulu, baru nanti masalah posisi bakal cawapres ditentukan kemudian? Jangan bikin saya ketawa sampai berguling-guling begitu ah!

Justru harusnya itu, sebelum berkoalisi kudu omong baik-baik dulu, bahwa nantinya ketika koalisi jadi terbentuk, maka AHY atau Aher akan mendampingi Anies untuk maju pada Pilpres 2024. Pembicaraan lantas dikunci dengan membubuhkan tanda tangan di atas materai, kalau perlu lengkap sama dendanya kalau sampai ada yang "berkhianat" di tengah jalan.


Akan tetapi, kalau koalisi model yang dibilang Ali dari NasDem tadi sih memang rawan sama potensi ngibul atau dibohongi ketika koalisi sudah terbentuk. Misalkan AHY bersedia membawa gerbong Demokrat bergabung, atas seizin Pepo SBY tentunya, lalu mendadak diputuskan bahwa bakal cawapres malah kader PKS atau sosok dadakan yang berasal dari non-partai, bisa apa Demokrat kalau sudah kadung nyemplung? Gigit jari sih iya!

Jadi sebaiknya menurut hemat saya, nggak usah digubrislah ajakan NasDem buat koalisi, kalau memang caranya berpotensi menjebak kayak gitu. Mendingan ambil posisi kayak NasDem dulu ketika mendekat ke PDI-P dan mengusung Jokowi tanpa syarat. Hasilnya NasDem berada di lingkaran kekuasaan selama 8 tahunan ini.

Cuma, apa mau PDI-P jalin kerja sama dengan Demokrat, mengingat Peponya AHY kan kabarnya tidak akur dengan Emaknya Puan Maharani? Atau, mendingan join sama Golkar atau Gerindra, siapa tahu Prabowo berbaik hati menerima AHY sebagai calon potensial menteri kalau sampai menang pada 2024 nanti?

"Kok nggak posisi cawapres?" mungkin ada yang nanya begitu.

Ah, jangan bercanda!

Begitulah kura-kura...


Sumber berita:

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/25/06201081/nasdem-siapkan-alternatif-koalisi-untuk-anies-jadi-capres-jika-tak-sepakat