Politik

Kata Desmond Gerindra, Jokowi Cari Selamat dengan Dukung Banyak Nama Capres.

DHEKO 2 years ago 1.2k

Begitulah SOP-nya. Menjelang pergantian kepemimpinan, sedapat mungkin dilakukan usaha untuk mendegradasi sosok pemimpin sebelumnya. Agar calon pemimpin baru nanti dapat terlihat sebagai sosok pemberi solusi, sosok yang lebih baik, dan kalau perlu agar nampak sebagai figur pembaharu.

Udah kebaca!

Itulah yang tampaknya menjadi keseragaman dari berbagai upaya dari mereka yang kepengen menjadi presiden, mereka yang menunjukkan dukungannya pada calon presiden yang dimaui, dan yang sejenis dengan itu.

Kalau tidak bisa lebih baik, usahakan untuk membuat Presiden Jokowi menjadi tampak lebih buruk. Usaha itu sudah dilakukan, diantaranya oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kesulitan melampaui atau bahkan mensejajarkan diri saja dengan Pak Jokowi, AHY sibuk mendegradasi segala pencapaian Presiden Indonesia ke-7 tersebut.

Namun culun-nya, usaha untuk membuat Presiden Jokowi nampak berkualitas buruk itu, hanya bermodal dari apa yang seharusnya menjadi milik bapaknya saja. AHY belum menyudahi sikap berusaha yang murni bermodal kemampuannya sendiri. Masih saja terus memperalat apa yang dipunyai bapaknya.

Dari sisi yang berbeda, Desmond dari Partai Gerindra juga melakukan hal yang kurang lebih sama. Desmond menyebut bahwa selama masa pemerintahannya, Presiden Jokowi banyak meninggalkan masalah. Sehingga demi menjamin keselamatannya nanti, Pak Jokowi dikatakannya akan meng-endorse banyak nama, di antaranya adalah Ganjar Pranowo, Erick Thohir, dan Sandiaga Uno.

Hoax???

Sejauh ini Presiden Jokowi sama sekali belum pernah menyebut satu nama, atau menunjukkan secara terang-benderang terkait dengan siapa yang akan didukungnya. Pak Jokowi bahkan sudah berulang kali mengatakan untuk jangan terburu-buru.

Soal meninggalkan masalah, memangnya masalah apa yang ditinggalkan oleh Presiden Jokowi?

Proyek mangkrak?

Bandara sepi?

Jalan tol belum jadi?

Bendungan belum selesai?

Kalau ada yang belum selesai dan belum jadi, ya sudah menjadi kewajiban presiden selanjutnya untuk menyelesaikannya. Yang penting, sepanjang tidak ada penyelewengan sebelumnya.

Kalau masih ada infrastruktur yang sepi, ya menjadi tugas pimpinan berikutnya untuk membuatnya produktif.

Masa iya menjabat hanya sepuluh tahun tapi mintanya semua ramai, semua sempurna, berubah seperti halnya membalikkan telapak tangan….

Sudah tahu Indonesia itu penuh dengan kengeyelan plus kendablegan, kan?

**

Yah, begitulah! Tidak ada kawan yang abadi. Sepanjang demi mengakomodir keperpihakannya, apapun akan dilakukan. Menyerang kawan sekalipun.

Dan bagi Presiden Jokowi, itu juga bukan hal yang aneh. Karena sebelum ini, serangan semacam itu pernah datang dari pihak yang begitu dekat sekalipun.