Politik

Kasihan AHY! NasDem, PKS dan JK Setuju Khofifah Jadi Cawapres Anies, Dia Ditinggalkan.

Fery Padli a year ago 1.9k

Berbeda dengan bakal Capres lainnya, Anies sudah lebih maju selangkah. Pasalnya sudah dapat dukungan dari satu partai yakni NasDem.

Kemudian, ia juga sudah bergerilya kemana-mana dalam rangka mencari dukungan. Termasuk basis massa Prabowo di Pilpres 2019 lalu Seperti Sumbar, Aceh dan Jabar telah didatanginya.

Dan si Anies ini bisa dibilang licik. Kenapa? Karena di saat nama-nama pasangan Capres/Cawapres belum diumumkan oleh KPU, ia sudah kampanye duluan.

Ternyata do'i pandai juga memanfaatkan statusnya sebagai pengangguran untuk meningkatkan elektabilitas.

Bandingkan dengan bakal Capres/Cawapres lainnya seperti Ganjar, Prabowo, Erick Thohir, Sandiaga Uno, dll. Meskipun digadang-gadang berpotensial untuk maju tapi mereka kan ada pekerjaan alias gak jobless kayak Anies. Jadi waktu untuk menggelar kampanye non formal rada terbatas.

Nah, meskipun Anies sudah kampanye duluan, uniknya sampai sekarang ia belum punya Cawapres.

Padahal yang namanya Capres itu supaya bisa lolos verifikasi administrasi dan faktual wajib hukummnya punya pasangan. Kalau tidak punya wakil, siap-siap saja senasib dengan Farhat Abbas.

Lantas, siapa saja nama-nama bakal Cawapres Anies yang diusulkan?

Ada banyak sih. Mulai dari Ketum Demokrat AHY, eks Gubernur Jabar Aher, mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jatim Khofifah. Termasuk ada juga kader NasDem yakni Ahmad Ali mengusulkan agar Prabowo saja yang jadi Cawapres Anies.

Si Ahmad Ali ini memang benar-benar orang yang gak tahu diri. Level NasDem dan Gerindra itu kan beda jauh. Gerindra lebih tinggi. Terbukti partai berlambang burung Garuda tersebut mampu mengusung kadernya Prabowo sebagai Capres/Cawapres di 3 kali Pilpres berturut-turut. Sementara NasDem, boro-boro mau ngusung Capres sendiri, nyalon Gubernur DKI saja kadernya tidak ada yang berani.

Selain itu, perolehan suara Gerindra juga jauh lebih besar dibandingkan NasDem.

Kura-kura perbandingan Gerindra dan NasDem ini antara langit dan bumi. Eh malah Ketum Gerindra yang disuruh jadi wakil dari Capres yang diusung oleh NasDem. Memang benar-benar kader partai restorasi yang gak ada akhlak. Hehehe

Kemudian, selain nama-nama di atas, ada juga nama-nama yang mengajukan diri sebagai Cawapres Anies. Mereka adalah,

Pertama, tokoh 212 sekaligus pencetus kata 'Fitsa Hats' Novel Bamukmin. Wan Novel ini mengklaim akan didukung oleh 130 juta rakyat Kadrun dan keluarganya jika ia yang mendampingi Anies bertarung di Pilpres 2024.

Kedua, Aldi Taher. Si Aldi ini mengaku akan bersikap ADIL kalau dia dan Anies terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI.

Dan kenapa ia mengajukan diri sebagai Cawapres Anies? Salah satu tujuannya adalah untuk menafkahi istri dan anaknya.

Asik. Hehehe

Hanya saja, kalau diperhatikan, baik Novel maupun Aldi cuma mau saja tapi tidak melakukan tindakan konkret untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Sehingga tidak dilirik oleh partai.

Nah, dari sekian banyak nama bakal Cawapres yang muncul itu, sekarang sudah mengkerucut ke satu nama.

Siapakah dia? Siapa lagi kalau bukan Khofifah Indar Parawansa.

Pertanyaannya, kenapa mantan Mensos itu yang dipilih?

Menurut NasDem sih karena Khofifah punya banyak basis massa.

"Jadi ibu Khofifah menjadi salah satu figur yang orang perhitungkan pastilah. Sebagai gubernur Jawa Timur pasti punya basis massa," ujar waketum NasDem Ahmad Ali dengan nada seperti tanpa bersalah sama AHY.

Begitupun dengan Ketua DPP NasDem Gus Choi mengatakan Khofifah lebih punya pengalaman dibandingkan AHY. Sehingga peluangnya untuk dipilih juga lebih besar dibandingkan mantan Cagub DKI 2017 itu.

Dan kalau diperhatikan, pengalaman Khofifah memang jauh lebih banyak dibandingkan AHY. Ia pernah jadi menteri dua kali yakni Menteri Pemberdayaan Perempuan di Era Gus dur dan Menteri Sosial di era Jokowi, pernah jadi anggota DPR berkali-kali dan jadi gubernur. Sedangkan AHY hanya pernah jadi Cagub DKI (gagal), ketua Korgasma (gak jelas) dan Ketua Umum Partai Demokrat.

Itu pun dia jadi pucuk pimpinan partai bukan karena dipilih oleh kader seperti Anas Urbaningrum dulu. Tapi karena lobi-lobi yang dilakukan oleh Bapaknya -SBY sehingga AHY tidak punya saingan sama sekali.

Sedangkan JK meskipun belum secara spesifik menyebutkan nama (bakal Cawapres Anies) tapi clue yang ia sampaikan juga mengarah ke Khofifah yakni sosok yang berpengalaman membantu presiden.

"Wakil itu pertama dinilai bukan (dari) popularitas(nya), tapi dinilai bagaimana dia (ber)pengalaman membantu presiden," ujarnya waktu itu.

Memang kalau diperhatikan popularitas dan elektabilitas AHY cukup tinggi, tapi ia tidak punya pengalaman sama sekali di pemerintahan.

Jadi kura-kura begini yang disampaikan oleh JK tersebut, "Nies gak usah pilih AHY jadi Cawapres". Hehehe

Jadi fiks, tidak ada satupun pendukung dan calon partai pengusung yang setuju AHY jadi Cawapres Anies kecuali Partai Demokrat.

Dan hal ini sudah bisa dipastikan tidak akan bikin PKS serta NasDem cemas ditinggalkan oleh Partai Demokrat.

Kenapa demikian?

Karena kejadian di Pilpres 2019 lalu bakal terulang lagi. Yang mana kala itu SBY menyodorkan anaknya AHY untuk diusung menjadi Cawapres Prabowo, dan itu ditolak oleh Ketum Gerindra tersebut.

Terakhir, Partai Demokrat tetap ngusung Prabowo juga. Hehehe

Kenapa? Karena tidak ada pilihan lain. Daripada kena sanksi oleh KPU karena tidak ngusung Capres mending mengusung Capres yang bukan kader sendiri.

Lalu apa yang terjadi?

Karena Partai Demokrat perolehan suaranya terus turun dari Pemilu ke Pemilu, dan pada Pilpres 2024 gagal mendapatkan coattail effect maka partai dengan slogan 'katakan tidak pada (hal) korupsi' itu bisa saja jadi partai gurem kedepannya.