Politik

Karma Bertubi-Tubi, UAS Pun Ditolak di Madura.

Xhardy 2 years ago 3.1k

UAS rencananya akan hadir dalam acara tabligh akbar di beberapa tempat di Kabupaten Sumenep. Akan tetapi gelombang penolakan bermunculan.

Ratusan santri yang mengatasnamakan Gerakan Santri Madura hari ini rencananya akan melakukan aksi demonstrasi menolak kedatangan UAS di Madura.

Kabar tersebut tertulis dalam surat pemberitahuan aksi yang dilayangkan kepada Kapolres Sumenep ditandatangani oleh Ustadz Ahmad selaku Koordinator Aksi. Gerakan Santri Madura menilai UAS sebagai salah satu pendakwah yang menyebarkan ajaran-ajaran islam yang radikal dan intoleran. Dengan alasan tersebut, mereka menolak kedatangan UAS di Madura untuk mewaspadai faham yang dianggap ekstrim akan diberikan terhadap masyarakat.

“UAS merupakan penyebar islam radikal dan intoleran yang telah membuat kegaduhan umat, maka demi mencegah dan menjaga keamanan masyarakat Madura dari radikal dan intoleran kami atas nama Gerakan Santri Madura akan melakukan demonstrasi menolak kedatangan UAS di tanah Madura,” tulis surat pemberitahuan aksi Gerakan Santri Madura.

Intinya UAS ditolak oleh sebagian orang untuk masuk ke Madura. Entah berhasil atau tidak, itu tidak penting. Yang penting ada penolakan yang menimbulkan sebuah kesadaran bahwa UAS adalah sosok yang bermasalah dan harus ditolak.

Beberapa waktu lalu acara tausiah dari UAS di Universitas Gadjah Mada juga pernah dibatalkan pihak kampus. Ceramahnya di Kudus pun dibatalkan. Beberapa negara pun menolak kedatangannya.

Ada apa ini?

Bagi orang yang berbesar hati dan bijak, pasti akan merenungi ini dan memperbaiki diri. Atau introspeksi diri, apakah ada yang salah sehingga ditolak di mana-mana. Tapi bagi UAS, dirinya yang paling benar karena efek dipuja-puji, malah marah dan ngamuk tak jelas. Orang ini terlalu sombong sehingga dunia yang salah dan harus minta maaf kepadanya. Apalagi pendukungnya yang super koplak, mau mendemo dan mendesak pernyataan maaf.

Jangankan luar negeri, beberapa daerah juga pernah menolak UAS. Sungguh lucu kalau UAS tidak mau introspeksi sedikit pun dan malah menyalahkan Singapura yang berhak melindungi negaranya dengan cara apa pun yang mereka anggap perlu. Memang begitulah ciri-ciri orang arogan. Tak pernah mengaku salah. Malah menyalahkan orang lain. Bukan main.

Kalau dilihat dari sikap dan perilaku UAS, tampaknya dia tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun. Tidak ada rasa malu apalagi rasa bersalah. Tapi bagus juga buat UAS. Kesombongannya akan terus membuat situasi tidak reda akan akan terus diliput media. Lama-lama media luar negeri juga akan menayangkan berita ini, membuat negara lain juga was-was dan menolak kedatangannya.

Kalau pemerintah tidak punya nyali (memang sama sekali tak punya nyali) untuk menindak siapa pun penceramah agama yang membuat pernyataan kontroversial, maka jalan terakhir ada di pundak rakyat melalui penolakan terhadap orang tersebut. Cukup ditolak ramai-ramai, maka gerak-gerik UAS akan menyempit.

Hanya rakyat yang bisa menghentikan penceramah yang banyak masalah. Kalau mengharapkan pemerintah, entah sampai kapan baru ada tindakan tegas. Ketika ada sebuah kebijakan yang diprotes, pemerintah langsung ciut dan tidak ada kejelasan. Sampai kapan negara ini bisa bebas dari penceramah seperti itu?

Semoga saja kota-kota dan daerah lain ikut menolak penceramah bermasalah apalagi yang radikal. Ada banyak penceramah seperti itu, tapi terus dibiarkan merajalela, dengan narasi yang disebarluaskan ke media sosial dengan bebasnya.

Dulu Haikal Hassa juga sering ditolak. Apalagi Tengku Zulkarnaen, yang dulu pernah diusir sebelum turun dari pesawat di Kalimantan. Harusnya semua kegiatan kompak dan menolak supaya mereka tak ada ruang gerak sedikit pun untuk menggaduhkan negeri ini.

Masyarakat harus sadar tidak semua penceramah agama itu bagus. Banyak yang hanya sekadar tempelan, tapi sikap dan perilaku sangat bertolak belakang. Agama mengajarkan kebaikan dan kesejukan, tapi yang mereka lontarkan kebanyakan ujaran kebencian atau sesuatu yang menimbulkan kegaduhan. Bahkan ada yang tutur katanya mirip preman, doyan ajak berantem dan duel. Indonesia tidak punya skema atau standarisasi penceramah agama, makanya semua bebas dipanggil begitu. Modal pakaian, ilmu secuil. Bahkan ada yang cuma modal hujat pemerintah doang.

Bagaimana menurut Anda?

https://kabarbaru.co/hari-ini-ratusan-santri-bakal-gelar-aksi-tolak-kedatangan-ustadz-abdul-somad-di-madura/