Politik

Internal KPK Masih Banyak Pendukung Yohanes.

Manuel a year ago 601.0

Saya nggak habis pikir bagaimana KPK ini bekerja dan sistem penanganan dan juga pemberantasan korupsinya seperti apa.

Sampai-sampai masyarakat Indonesia yang menuntut dan mendesak agar komisi pemberantasan korupsi ini bisa segera menangkap Yohanes yang merupakan dalang di balik Formula E yang anggaran nya janggal, sampai kepada kasus beras busuk yang merupakan bantuan sosial pada saat pandemi 2020 kemarin.

Rakyat yang mendesak loh bukan KPK yang bergerak secara proaktif dengan temuan barang bukti yang sudah jelas-jelas di videokan itu oleh Kurawa yang disebarkan di akun Twitter karena banyak media-media besar justru menjadi corongnya Yohanes.

Dan diduga kuat para media itu dibungkam sedemikian rupa sampai-sampai kasus ini senyap. Akhirnya kekuatan rakyat lah menang dan mau tidak mau beberapa media sudah mulai memberitakan meskipun awalnya masih malu-malu kucing karena masih kesumpal sama duit mulutnya.

Tapi yang lebih aneh adalah komisi pemberantasan korupsi yang dulunya sempat ngegas banget menangkap-menangkapi orang-orang yang ada di dekat Presiden Joko Widodo, mendadak bungkam dan diam soal kasus korupsi yang dilakukan oleh Yohanes ini.

Keberadaan Firly pun juga kelihatannya nggak ada dampaknya buat pemberantasan korupsi. Namanya sudah jelas bahwa KPK itu disingkat dari komisi pemberantasan korupsi bukan perlindungan koruptor.

Saya bingung apa yang bakalan dialihkan lagi oleh KPK mengenai dugaan yang dilakukan oleh Yohanes terhadap mayoritas rakyat Jakarta yang butuh pertolongan saat pandemi kemarin.

KPK pun kelihatannya sibuk mencari isu-isu lain mengenai pemberantasan korupsi salah satunya dengan cara menangkap dan membesar-besarkan Kasus yang sudah lama terjadi yakni yang terjadi saat beberapa bulan kemarin mengenai Lukas Enembe.

Kasus itu sebenarnya sudah merupakan kasus lama yang memang sedang dalam proses penyelidikan dan taktik yang sedang dicari untuk menciduk orang ini dan membawa ke Jakarta.

Lucunya setelah viralnya bantuan sosial yang membusuk di gudang yang jaraknya hanya sekitar 30 menit dari gedung KPK yakni gudang beras, kelihatannya KPK lagi mau menggoreng isu lama yakni penangkapan Lukas.

Buat saya ini adalah hal konyol yang sedang dilakukan oleh KPK untuk membendung tuntutan masyarakat Indonesia mengenai penyelidikan dugaan korupsi yang dilakukan oleh Yohanes. Mau coba nutup borok baru dengan borok lama?

Dan alhasil masyarakat tidak tertipu dan KPK gagal kelihatannya Untuk menggiring opini publik bahwa Demokrat yang merupakan gudang koruptor, satu kakapnya ditangkap.

Sekarang kita harus mendukung dan mendesak lagi komisi pemberantasan korupsi untuk menyelesaikan kasus dugaan korupsi dari Formula E dan juga beras busuk yang ada di DKI Jakarta gudangnya.

Saya cukup yakin tentu saat ini barang bukti sudah hilang karena para orang-orang dekat dan tangan kanannya Yohanes itu sudah gerak lebih cepat.

Tinggal dibuang saja tapi saya yakin dari hati bahwa sepintar-pintarnya daging yang sudah membusuk ditutupi, suatu saat baunya pasti akan kecium juga. Apa jangan-jangan KPK menunggu tahun 2024 sampai si Yohanes itu menjadi capres resmi, lalu ditutup kasusnya?

Karena dia sudah menjadi presiden dari kadal gurun? Ternyata KPK di era Presiden Joko Widodo sudah mulai masuk angin gara-gara di era sebelumnya ditaruh orang-orangnya si pangeran Cikeas?

Saya berharap komisi pemberantasan korupsi bisa segera menjalankan tugas dan fungsinya dengan benar.

Jangan sampai menjadi corongnya Yohanes dan justru diduga kuat masih ada gerakan-gerakan radikalis yang ada di belakang Yohanes dan KPK untuk menutup kasusnya yang sudah jelas-jelas nyata di depan mata.

Bener-bener tidak habis pikir jelas ada di depan mata buktinya tapi masih ngurusin kasus-kasus yang buktinya masih harus dicari dulu. Logikanya kebalik ya di negara ini seperti waktu saya mau ngurus KTP. Yang bisa lambat kenapa harus dicepet-cepetin?

Yang bisa cepat ya harus dilambat-lambatin supaya menjadi pemerintahan yang alon-alon asal kelakon.

Alih-alih mau alon-alon asal kelakon malah justru barang bukti dihilangkan dulu sehingga KPK akan berfungsi seperti Polisi India yang sudah nggak bisa ngapa-ngapain lagi karena penjahatnya sudah kabur.

Bener banget sih sama yang dikatakan oleh Bung Neta bahwa KPK ini isinya Polisi India dan polisi Taliban yang ada di belakangnya sepupu Yohanes.

Yang gagal tes wawasan kebangsaan itu 80-an orang tapi yang lolos dan bersembunyi seperti bunglon itu lebih banyak lagi kali ya?