Politik

Identitas Kelompok yang Mencopot Stiker Gereja di Cianjur Ketahuan, tapi Nggak Usah Kaget .

Widodo SP a year ago 2.0k

Identitas kelompok yang melakukan pencopotan stiker tenda bantuan dari suatu gereja untuk para korban gempa bumi di Cianjur sudah ketahuan. Jelompok itu bernama GARIS (Gerakan Reformis Islam) dengan pemimpinnya adalah Lucky Permana, anak dari tokoh ISIS Indonesia, Chep Hernawan.

Si Lucky Permana inilah yang menurut pemberitaan adalah perekam adegan pencopotan stiker tenda bantuan dari gereja yang sukses menuai kecaman dari banyak pihak itu. Namun lucunya, aksi itu malah terkesan dibela sama pemimpin daerah alias Bupati Cianjur.

Sang Bupati katanya nih bermaksud untuk menjaga suasana agar tetap kondusif. Menjaga suasana atau takut nih, Pak Bupati? Memang beliau tidak membenarkan aksi pencopotan stiker itu, yang seharusnya tidak boleh dilakukan,.tetapi tetap saja keliru, karena Bupati ini malah menyalahkan kenapa pihak gereja yang memberi bantuan harus memasang label identitas mereka?

Pernyataan Bupati ini senada dengan pernyataan dari Kapolres Cianjur yang menyebut netralitas kemanusiaan sebagai dalih sehingga aksi pencopotan itu terkesan dibenarkan agar suasana di lokasi bencana tetap kondusif.


Saya tidak tahu apakah Kapolres ini memang jarang sekali atau tidak pernah berkunjung ke tempat-tempat pengungsian bencana. Begitu pula dengan Bupati Cianjur itu, apakah baru sekali ini dia mengetahui kondisi di tempat pengungsian dari bencana yang terjadi di negeri ini.?

Apa yang sebenarnya yang dilakukan oleh pihak gereja yang memberi bantuan tidak ada maksud lain kecuali merupakan bentuk pertanggungjawaban bahwa mereka juga peduli dengan bencana yang menimpa saudara sebangsanya.

Meskipun pada kenyataannya tindakan itu disalah artikan oleh kelompok GARIS yang mungkin khawatir perbuatan itu dapat melemahkan iman dari para penerima bantuan, lalu mereka dikhawatirkan akan meninggalkan iman mereka lalu menjadi Kristen. Mungkin lho ini ya? Apalagi label gerejanya juga ada kata "Reformed"-nya, mirip dengan singkatan dari kelompok GARIS. Takut ya?

Akan tetapi, pernyataan Kapolres dan Bupati Cianjur ini tetaplah sangat mengkhawatirkan kita semua. Apalagi setelah ketahuan bahwa yang melakukan itu ada kaitannya dengan keluarga dari pimpinan ISIS di Indonesia.

Kalau sudah berbicara tentang ISIS, apalagi tujuannya kecuali menegakkan khilafah dan selalu merasa bahwa merekalah yang paling benar dan berhak untuk melakukan tindakan tertentu sekalipun itu intoleran yang sangat tidak sesuai dengan semangat toleransi yang coba dibangun dan terus dijaga di negara kita.

Melunaknya sikap Kapolres dan Bupati dalam kasus ini justru memunculkan kecurigaan. Ada apa sebenarnya dengan daerah ini? Apakah kekuasaan kelompok GARIS atau kelompok agamis tertentu di sana lebih besar daripada polisi dan pemerintah daerah? Jika ya, sebaiknya Densus 88 segera bersiap dan turun tangan, sebelum terjadi sesuatu di sana. Bagaimana menurut Anda? Kaget atau sudah menduga kalau pelakunya akan mengarah pada kelompok radikalis?

Begitulah kura-kura....