Politik

Ganjar Mengintip Peluang Kesempatan dalam Kesempitan.

DHEKO 2 years ago 630.0

Bisa jadi sejauh ini di kalangan partai politik, hanya Gerindra yang sudah memastikan diri dengan pilihan calon presiden yang akan didukungnya nanti. Prabowo Subianto nampaknya akan kembali diusung sebagai calon presiden pada pemilu 2024 mendatang.

Sementara partai lainnya sedang dalam fase banyak mempertimbangkan. Entah karena memang tidak punya sosok yang menjadi unggulan, atau karena sibuk naksir figur luar yang tentunya banyak faktor yang perlu dipertimbangan pula.

PDIP sebenarnya patut bersyukur. Setidaknya partai politik ini punya dua nama yang bisa mereka banggakan. Dua nama dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dua nama yang siap untuk diusung di pilpres nanti.

Tapi sebagaimana layaknya sebuah pilihan, pastinya akan mendatangkan kebimbangan. Kebingungan untuk menentukan satu dari dua nama itu tadi. Kebingungan di level atas, kebingungan juga di akar rumput.

Kebingungan tidak bisa diartikan semata sebagai belum menentukan dukungan, tapi bisa juga dimaknai dengan sebuah sikap memilih walaupun untuk sementara, yang dilakukan berdasarkan keberpihakannya saja. Inilah yang agaknya terjadi di tubuh PDIP. Ada yang berpihak ke Puan, ada yang condong ke Ganjar.

Di level elit sudah sangat jelas arahnya. Puan mendapatkan kredit tersendiri dengan berbekal segala previlege yang dia miliki. Wajar saja.

Dukungan itu bahkan katanya termasuk dengan telah terbentuknya Dewan Kolonel. Sebuah wadah bagi semua anggota DPR RI asal PDIP lintas fraksi. Wadah tersebut disebut dibentuk untuk lebih mewangikan Mbak Puan di manapun di tempat konstituen asal para wakil rakyat itu. Walaupun kemudian kabar terbentuknya Dewan Kolonel itu buru-buru disanggah oleh Sekjen PDIP, Hasto.

Namun apapun itu, hal tersebut hanya menunjukkan bahwa sedemikian besarnya kekuatan yang berada di belakang Puan. Sehingga langkah yang seakan menantang titah Ketua Umum pun berani dilakukannya. Bukankah Bu Mega sudah melarang setiap kader PDIP untuk berbicara soal pencapresan?

Terlepas apakah kemudian Dewan Kolonel itu berlanjut atau tidak, tujuan dan langkah itu adalah sebuah hal yang sangat strategis dan taktis. Sebuah upaya sistematis yang berusaha membuat sikap pilihan elit menyebar secara berjenjang ke bawah yang pada akhirnya akan menyasar langsung ke konstituen sebagai pemilik suara.

Dengan sistem keorganisasian PDIP yang sudah sedemikian berpengalaman dan rapi, untuk mencapai tujuan itu tentu bukan suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Ibaratnya tinggal klik saja.

Puan di atas angin.

Lalu bagaimana dengan Ganjar?

Hanya bisa mengintip, menunggu kesempatan dalam kesempitan.