Politik

Ganjar-Mahfud Gencarkan Program 1 Desa, 1 Faskes, 1 Nakes Dari Sabang Sampai Merauke .

Kiki Daliyo 5 months ago 0.0

Gus Baha pernah berkata, “𝑅𝑒𝑧𝑒𝑘𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎. 𝑅𝑒𝑧𝑒𝑘𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛. 𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑜𝑙𝑎𝑘-𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑟𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑚𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑗𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎.”

Hidup di dunia tak melulu hanya memburu harta, karena biar bagaimanapun semua hal yang dimiliki saat di dunia tetap akan ditinggalkan, dan tak akan pernah dibawa mati. Sebab orang mati tak lagi merasakan nikmatnya harta yang telah dikumpulkan saat masih menghirup sejuknya udara di dunia.

Selama masih diberi Tuhan nikmat kesehatan serta rezeki yang cukup untuk hidup di dunia, bersyukurlah. Syukuri pemberian dari Sang Pencipta. Terutama di beri tubuh yang sehat, baik jiwa dan raga, itu sudah menjadi suatu anugrah yang mesti kita hargai dengan penuh rasa terima kasih. Karena sehat itu mahal harganya, terkadang kesehatan tidak bisa dibeli dengan nominal berapa pun.

Oleh sebab itu, menjaga tubuh agar tetap sehat penting dilakukan. Jika kondisi tubuh kita fit dan prima, maka untuk melakukan suatu kegiatan pun akan terasa nyaman. Kita bisa produktif dalam menunaikan aktivitas, entah itu belajar, bekerja, dan lain sebagainya.

Namun ada kalanya kita jatuh sakit karena keletihan, masalah usia dan masih banyak lagi faktor yang membuat manusia sakit dan itu wajar terjadi. Terkadang sakit yang diderita tidak hanya bisa sembuh dengan hanya minum obat warung atau dibiarkan begitu saja. Akan tetapi kita juga diharuskan memeriksakan diri ke klinik atau rumah sakit terdekat, guna mendapatkan obat supaya lekas membaik.

Kendati demikian, tidak semua orang bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal itu dapat terjadi karena pelayanan kesehatan di negara kita masih belum memadai, terlebih bagi pasien BPJS di pelosok negeri masih terkendala akibat kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Artinya, layanan kesehatan Indonesia belumlah merata.

Bukankah kita akan merasa iba, saat melihat orang sakit yang harus jauh-jauh pergi ke kota atau bahkan sampai menyebrangi pulau agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan? Mereka yang sakit harus pontang-panting, kesana kemari untuk mencari tempat berobat. Mereka harus menahan rasa sakitnya ketika belum mendapatkan klinik maupun rumah sakit, lantaran di daerah tempat mereka tinggal belum ada bangunan yang dijadikan rujukan untuk berobat.

Tak sampai hati jika dibayangkan. Oleh sebab itulah, Ganjar-Mahfud yang saat ini didapuk menjadi pasangan capres-cawapres 2024 ingin memberikan kemudahan bagi warganya diseluruh Indonesia, terutama yang berada dipelosok supaya dapat mengakses layanan kesehatan secara dekat, cepat, murah dan tentunya baik.

Melalui program unggulannya dalam bidang kesehatan, Ganjar-Mahfud menggencarkan program 1 Desa, 1 Faskes dan 1 Nakes. Pasangan dengan nomor urut 3 ini menginginkan desa di Indonesia dibangun fasilitas kesehatan, lengkap dengan nakes yang mumpuni serta profesional. Ganjar-Mahfud ingin menyehatkan warga desa melalui program tersebut.

Di sisi lain, alasan keduanya getol menggaungkan program kesehatan itu karena jika salah satu anggota keluarga sakit, maka anggota keluarga lain akan merawat yang sakit. Melihat kondisi demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka tidak akan produktif.

Sehingga keberadaan faskes di tiap desa, akan membuka jalan bagi setiap insan untuk hidup sehat, dengan begitu mereka dapat bekerja produktif sekaligus bisa hidup lebih sejahtera. Jika kita analisis baik-baik, sejatinya program ini tidak hanya membantu untuk memberikan layanan pengobatan yang aman serta nyaman saja. Namun juga dapat membangun SDM desa lebih makmur dan bahagia.

Menariknya, program tersebut juga akan diberlakukan Ganjar-Mahfud dari Sabang hingga Merauke. Mengingat di pulau Merauke, Papua yang belum lama ini dikunjungi Ganjar masih minim fasilitas kesehatan disana. Padahal jumlah penduduknya saja mencapai ratusan ribu, akan tetapi hanya terdapat 25 Puskesmas, itupun ada yang belum mendapat akreditasi. Sehingga layanan kesehatan belumlah maksimal, masih banyak warga yang belum memperoleh pelayanan dengan baik.

Dan langkah yang dilakukan Ganjar-Mahfud ini bukanlah sekedar kata-kata atau bualan semata, melainkan aktivitas tersebut sudah benar-benar ditunaikan Ganjar saat di Jateng. Dimana Ganjar telah berhasil membangun puluhan Puskesmas di pelosok Jateng.

Kita ambil salah satu contoh di kepulauan Karimunjawa, Jepara. Banyak masyarakat disana begitu bungah hatinya ketika tempat berobat di daerahnya mendapat peningkatan fasilitas yang jauh lebih baik. Warga yang biasanya harus menempuh jarak puluhan kilometer demi memperoleh layanan pemeriksaan yang memadai, namun sejak tahun 2018 sudah tidak lagi melakukan perjalanan jauh tersebut, karena di tempatnya tinggal sudah tersedia pelayanan kesehatan yang bagus.

Itulah bukti betapa besar rasa kepedulian Ganjar terhadap kesehatan warganya. Bahkan, tidak sekedar memberi fasilitas yang memadai saja, akan tetapi Ganjar juga sangat memperhatikan detail kualitas bangunan. Ganjar ingin memberi sarana prasarana yang bagus untuk warganya, sebab itulah tujuannya terjun ke dalam dunia pemerintahan, karena Ganjar ingin melayani tuannya.

Dan kini, beragam kemaslahatan yang telah ditunaikannya semasa menjadi Kepala Daerah akan diperluas, termasuk pelayanan kesehatan pun dengan pendidikan, yang akan menjadi penunjang serta modal dalam upaya mewujudkan SDM unggul. Ganjar-Mahfud tak akan gentar demi memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Totalitas tanpa batas, menjadi spirit perjuangannya untuk selalu bekerja keras demi rakyat serta bangsa dan negaranya.

Untuk itulah, jangan biarkan negara sebesar ini dipimpin oleh sosok yang sama sekali tidak mampu atau cukup piawai dalam menahkodai kapal besar. Karena dalam hal ini yang dipertaruhkan bukan satu atau dua nyawa, melainkan ratusan juta jiwa.

Memilih pemimpin berdasarkan pemikiran rasional, jangan mengandalkan sikap emosional. Pilih pemimpin yang memiliki gagasan yang masuk nalar serta logika, bukan yang selalu menonjolkan pemikiran irasional saja.