Politik

Ganjar, Jangan Pernah Menggulingkan Lawanmu Dengan Fitnah dan Ujaran Kebencian Lainnya.

Kiki Daliyo a year ago 756.0

Keramah-tamahan sosok KH. Maimun Zubair. Ialah tokoh yang telah hidup dari zaman penjajahan hingga menjadi saksi kemerdekaan Indonesia. Selama hidupnya ia selalu merawat komitmen terhadap politik kebangsaan ditanah air ini.

“kalo nggak ada merah, tidak ada semangat, tidak ada darah. Kalau nggak ada putih, nggak ada keikhlasan, tidak ada kekuatan” tegas almarhum KH. Maimun Zubair. Setitik ceritanya mengenai bendera merah-putih terus berkibar.

Kepergian kyai mashyur itu menyisakan duka yang mendalam, selain duka untuk keluarga ia juga meninggalkan jejak pilu bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama Ganjar Pranowo. Kenyataan pahit menimpa gubernur jateng ini jika dirinya harus ditinggal sosok kyai bersahaja untuk selama-lamanya.

Sosok kyai yang begitu piawai mengatasi isu-isu politik, bahkan dirinya sangat lihai mengurai permasalahan dengan apik, menarik, serta solvable.

Aku tak begitu tahu seberapa jauh kedekatan Ganjar Pranowo dengan almarhum KH. Maimoen Zubair atau lebih akrabnya Mbah Moen. Selama ini yang kuingat hanyalah Gus Yasin wakil gubernur Jawa Tengah itu putera Mbah Moen.

Ketertarikanku untuk memahami seberapa dekat hubungan Ganjar dengan ayah Gus Yasin semakin menggelora. Kutancap gas kemudi pikirku untuk mencerna semua informasi tentang mereka.

Ku telisik informasi penting nan akurat yang berisi hubungan keduanya. Dan belum lama ini Ganjar menunaikan ibadah umroh. Beliau juga menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah terakhir Mbah Moen. Terlihat sosok jangkung itu dengan khusyuk mendoakan beliau supaya tenang disisi Tuhan Yang Maha Esa.

Rasa rindu pada sang kyai terlihat jelas dari raut wajah berkerut gubernur jateng ini. Jika diriku ada disana pasti akan merasakan suasana “melow” itu. Walaupun hanya sebatas video yang bisa ku tengok, tapi diriku bisa membayangkan begitu pilunya hati Ganjar mengenang sosok Mbah Moen.

Semasa hidupnya, Mbah Moen terkenal akan figur ulama yang kharismatik. Kegigihannya dalam mengkampanyekan nasionalisme dan cinta tanah air begitu tinggi. Disaat era gempuran radikalisme yang marak diindonesia, beliau terus menggenjot habis-habisan dengan menekankan pandangan islam yang luas dan terbuka.

Beliaulah yang selalu mengajarkan Ganjar Pranowo untuk terus menggemakan demokrasi sehat tanpa menggulingkan lawannya dalam berpolitik.

Karena sejatinya politik itu salah satu jalan perjuangan yang bersifat amar ma’ruf nahi munkar. Mbah Moen juga selalu mengedepankan politik kebangsaan, bukan politik transaksional.

Tak luput almarhum Mbah Moen juga mengajarkan ilmu Bhinneka Tunggal Ika yang harus ada. “bedo yo bedo, neng ojo bedo” tandasnya.

Pesan yang selalu diberikan Mbah Moen akan selalu diingat suhunya Jateng sampai kapanpun. Bahkan hingga saat ini dimana nama Ganjar Pranowo terus menggema sebagai bakal calon presiden pada pemilu 2024 mendatang, tak sedikitpun Ganjar sombong dan menjatuhkan rivalnya.

Malahan Ganjar masih sibuk bekerja untuk membenahi dan menambal kekurangan selama masa kepemimpinannya. Dirinya masih mengingat ucapan sang kyai “lanjutkan mana yang baik, mana yang harus disempurnakan, mana kekurangan yang harus dibersihkan, pasti ada. Sebab manusia tidak ada yang tidak kurang.” tegas Mbah Moen

Apalagi dimasa-masa pemilu seperti ini pasti banyak muncul berita hoax bertebaran, dan pastinya akan menyeret nama Ganjar seperti saat pemilihan pilkadanya 2018 lalu. Wong kerja beneran aja masih dikritik, apalagi kalo cuma pinter merangkai “kata” kaya Anies, bakalan dihujat dong.

Namun Ganjar tak pernah sedikitpun membalas perbuatan mereka, karena sejatinya kebenaran akan membuka tabir dengan sendirinya. Hanya sikap “legowo” yang terus tertancap dalam diri Ganjar.

Semasa hidupnya, Mbah Moen meninggalkan banyak kenangan pada politisi PDI-P ini, banyak memori yang membekas didalam benak semua orang yang mengenal beliau. Apalagi Ganjar dan Gus Yasin, selama ini mereka selalu didampingi almarhum. Namun sekarang hanya tinggal nama dan bayang-bayang ingatan saja.

Kehilangan sosok kyai yang begitu penting dalam hidupnya, tak menggoyahkan semangat Ganjar Pranowo untuk terus menunaikan kewajibannya sebagai kepala daerah. Banyak “cagak” dari orang-orang baik yang siap sedia menopang keluh kesah dirinya selama ia menjalankan kebaikan.