Politik

Efek Ganti Nama Jalan, Rupanya Ganti Data STNK Harus Bayar, Repot Lagi Deh.

Xhardy 2 years ago 1.2k

Mengubah nama jalan memang mudah, tapi selalu ada dampaknya baik kecil maupun besar. Ada yang gratis tapi juga repot. Anies mengubah nama 22 jalan di Jakarta. Menurut yang dia katakan, terkesan kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait dampak perubahan nama jalan tersebut. Intinya, tak usah takut, tak usah terlalu dipikirkan. Dibawa enjoy saja. Simpel kok.

Tapi itu, kan, menurut Anies. Bagi Anies, semuanya mudah dan gampang, makanya dia sangat mudah mengumbar janji super manis semanis madu dicampur seratus sendok gula. Masyarakat mana yang tidak terbuai? Makanya sekarang banyak dari mereka yang menyesal, gigit jari, merasa tertipu dan dikibuli, bahkan merasa mulai kerepotan akibat ulah gubernur pilihannya.

Kasubdit STNK Ditregident Korlantas Polri Kombes M Taslim Chairuddin mengatakan perubahan data pada dokumen STNK akan mengeluarkan biaya.

Hal itu disampaikannya seiring dengan kebijakan Anies yang mengubah nama 22 jalan di Ibu Kota. Kebijakan itu otomatis berdampak pada data dokumen kendaraan STNK dan BPKB. Dia mengatakan biaya yang dikeluarkan itu untuk mengganti material STNK.

Tapi Taslim menyebut untuk layanan regident kendaraan bermotor, perubahan BPKB tidak menimbulkan biaya karena material tidak perlu diganti. "Cukup diberikan catatan kepolisian pada lembar yang disediakan pada material BPKB," katanya.

Saya sudah pernah mengatakan itu di artikel sebelumnya bahwa penggantian nama jalan akan berdampak pada perubahan data di KTP. Begitu data di KTP berubah, efek dominonya sangat masif. Salah satunya data pada dokumen kendaraan BPKB dan STNK juga berubah. Belum lagi dokumen-dokumen lainnya yang terikat dengan data di KTP.

"Kita atau Polri ada pada regulator akhir, sehingga prosesnya mengikuti proses administrasi sebelumnya, dalam hal ini adalah dokumen identitas diri seseorang (KTP). Ketika KTP-nya telah berubah baru kemudian kita bisa layani perubahan pada dokumen kendaraan," katanya.

Nah, tak ada makan siang gratis. Direpotkan saja rasanya sudah bikin kesal, kan? Bagaimana kalau harus disuruh bayar untuk sesuatu yang dilakukan gubernur akibat penggantian nama jalan?

Mau kesal? Sudah terlambat. Anies terkenal keras pendiriannya. Besar kemungkinan penggantian nama jalan tidak akan dibatalkan. Hingga akhirnya, masyarakat yang kerepotan atau dirugikan.

Masih ingat dengan jalanan di Tanah Abang yang ditutup untuk memfasilitasi PKL? Jalan untuk kendaraan diprioritaskan untuk bikin lapak PKL. Meski cuma sementara, tapi tetap saja itu salah dan menabrak aturan. Tapi Anies tak peduli. Warga sekitar yang merasa dirugikan pun tidak berkutik, tak bisa berbuat apa-apa dan tak tahu harus mengadu ke mana.

Silakan puji gubernur pilihan kalian setinggi langit. Silakan puji Anies yang begitu memperhatikan nama tokoh yang dijadikan nama jalan. Silakan angkat Anies tinggi-tinggi karena kebijakan ini sangat luar biasa. Nyatanya itu hanyalah kebijakan yang bikin repot.

Mau mengeluh pun percuma karena it's too late. Tidak bisa dibatalkan lagi. Semakin mendekat akhir masa jabatan, Anies semakin banyak bikin kebijakan yang tidak penting. Kebijakan penting dan mendesak sudah pasti akan dilupakan dan dianggap tidak pernah ada. Rumah DP nol rupiah dan program penanganan banjir contohnya. Jangan harap itu akan selesai di masa jabatannya.

Masyarakat hanya dijejali keberhasilan menyelenggarakan Formula E dan pembangunan stadion JIS. Ini ibarat masyarakat mau makan, tapi dijejali kata-kata mutiara dengan harapan masyarakat bisa kenyang dengan sendirinya.

Silakan terima saja gubernur seiman ini. Gubernur yang menang karena didukung kelompok tukang gaduh, menjual agama, gubernur santun yang akan membantu mengangkat derajat masyarakat kecil, nyatanya itu hanya screen saver yang membuat mereka gampang terbuai dan terpedaya.

Anies kok dilawan? Melawan Anies sama saja bikin kepala sendiri sakit. Lebih baik enjoy saja menikmati kehebatan Anies yang katanya pro dan keberpihakan pada rakyat kecil. Setidaknya, tidak ada ancaman neraka. Tidak perlu takut jenazah tidak disalatkan. Aman sentosa. Gitu, kan, maunya mereka? Lebih baik memilih pemimpin seiman meskipun tak jelas kerjanya dan sakit hati melihat kinerjanya. Itulah logika mereka.

Bagaimana menurut Anda?

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220624172221-12-813238/polisi-soal-22-nama-baru-jalan-dki-warga-harus-bayar-lagi-data-stnk.