Mata itu adalah jendela hati. Jendela hati itu bisa mempertontonkan apa yang dirasakan oleh hati dan tidak pernah bisa berkhianat. Ketika orang berbohong, terlihat di mata terlebih dahulu. Ketika orang mencintai, mata mencerminkannya.
Namun yang menjadi hal lebih dalam lagi, Mata Najwa itu bukan sekadar jendela hati, tapi pedang bermata dua. Tatapannya, pertanyaannya dan kengototannya dalam meminta jawaban dari lawan bicaranya sangat jelas. Inilah yang membuat acara Mata Najwa tajam.
Beberapa waktu lalu sih memang Mata Najwa kehilangan gregetnya ketika orang ini mulai membela Novel Baswedan dan nyinyir kepada pemerintahan Joko Widodo. Kemudian wawancaranya bersama kursi kosong yang dianggap Pak Terawan, juga blunder.
Mungkin saat itu Najwa terpengaruh sama Bintang Emon yang sok-sokan SJW. Tapi itu hal kecil lah. Asalkan saat pilpres, Najwa kembali seperti dia yang dulu, tidak ada pengaruh-pengaruh lain. Perempuan yang independen, bebas bertanya dan berani. Bahkan dengan Prabowo pun.
Pertanyaan demi pertanyaan digagas kepada Ganjar Pranowo, pembencinya Ganjar Pranowo dan antitesisnya Ganjar Pranowo. Hanya Ganjar Pranowo yang berhasil menjawab pertanyaan itu dengan baik.
Karena pedang bermata dua itu, memang tidak menemukan sisi lain dari Ganjar, kecuali kejujuran. Sedangkan bertanya kepada Anies dan Prabowo, Najwa Shihab terlihat tidak puas dan itu tercermin di dalam ketidakpuasan masyarakat atas jawaban ngawurnya.
Prabowo tidak siap, tidak layak pimpin Indonesia. Prabowo hanya dominan, tapi tidak ada isi. Ibarat tong besar, diketok dikit bunyinya sampai ujung desa saya. Berisik saja, tapi tidak ada esensi. Dipercayakan food estate, malah gagal maning.
Kantongnya tebal, itu saja yang bikin menarik. Tapi akhirnya ketika dibongkar dan dihabisi oleh Najwa Shihab, Prabowo muncul perangai aslinya. Marah-marah, ngamuk-ngamuk. Di hadapan publik saja begitu, gimana di belakang? Mungkin bisa cekik orang kali dia kalau dipotong kalimatnya.
Selama ini Indonesia baik banget dipimpin oleh Joko Widodo. Ganjar Pranowo juga memajukan Jawa Tengah dengan luar biasa. Caranya main potong percakapan dan pembicaraan orang? Ya tidak. Ganjar Pranowo pakai cara yang luar biasa mantap.
Mantap karena kesederhanaannya, mantap karena Ganjar mendengar. Prabowo malah ngamuk-ngamuk. Tidak ada pendirian, tempramental. Yakin PSI masih dukung Prabowo? Nggak kan? Hehehe.
Semoga saja dengan ini, kita bisa memahami Ganjar Pranowo itu sebagai sosok yang bisa memimpin Indonesia. Sudah empat tahun, hampir 5 tahun Prabowo diam dan mencoba melakukan pencitraan sok diam dan sok alim.
Akhirnya di acara Mata Najwa, Prabowo mempertontonkan perangai aslinya yang galak, suka dominan, memotong pembicaraan yang belum selesai dan tidak bisa mengendalikan emosi dan joget. Terima kasih Najwa Shihab, Anda sudah mempertontonkan Ganjar yang terbaik.