Politik

Dimana Letak Hak Demokrasi Rakyat Kalau Melabuhkan Pilihannya Kepada 03 Saja Dipukuli?.

Nikmatul Sugiyarto 4 months ago 8.0

Demokrasi seperti tidak ada harganya di tanah demokrasi ini. Penampakan demi penampakan pemilu damai nyatanya direnggut dengan brutalnya oleh si pembela 02. Setelah tidak boleh memakai kaos Ganjar Pranowo di Pasar Bandongan, Magelang ketika Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto makan siang bakso bersama, sekarang membentangkan banner Ganjar dengan ucapan selamat datang di Gunungkidul juga diserang oknum aparat.

Mengapa harus begitu?

Jokowi sedang asyik lho ngobrol dan menikmati semangkok bakso dan kelapa hijau, sedangkan rakyat hanya melihat pertunjukan yang disinyalir sebagai agenda semi kampanye itu. Warga tidak mengganggu waktu santai yang dipertontonkan dua elite pemerintah itu, karena memakai kaos Ganjar adalah bagian dari hak setiap orang.

Sama seperti yang dipaparkan Jokowi soal presiden dan menteri boleh kampanye dan memihak, setiap warga negara Indonesia juga memiliki hak politik apalagi demokrasi. Kenapa ada oknum aparat yang melarang-larang begitu, apa tujuannya?

Kejadian serupa, akhir-akhir ini sering nampak jelas dan sasarannya pasti pendukung 03. Yang terbaru kita disodorkan dengan aksi oknum aparat yang mungkin lebih mirip seperti preman yang menyerang langsung pendukung Ganjar, yang membentangkan spanduk capres dukungan mereka dengan bertuliskan selamat datang kepada Jokowi beserta kata-kata menyentuh soal statemen aneh presiden yang ingin berkampanye dan memihak.

Itu bentuk kritik sekaligus aspirasi, tapi kenapa suara rakyat harus dibegal? Begitu sadis mereka memperlakukan rakyat di sekitar presiden langsung. Padahal rakyat yang mengamanahkan jabatan presiden pada Jokowi. Padahal mereka pemegang kunci siapa bakal pemimpin setelah Jokowi.

Seolah oknum tadi buta dan tidak mendengar bahwa rakyat itu punya hak demokrasi, yang dipakai untuk mengutarakan pendapatnya, pilihannya, mengeluarkan kritik dan sarannya. Negara kita masih demokrasi bung, tidak akan berubah menjadi otoriter.

Pemerintahannya pun masih terbuka bukan dengan kritik? Semoga saja dengan mendukung 02 tidak membuat pemerintahan menjadi antikritik. Bukan hanya ditangkap, nyatanya kronologi di lapangan, mereka yang membentangkan banner Ganjar tadi harus dipukuli. Apa lagi ini, mau kembali mengungkit kasus knalpot brong?

Perlakuan beda memang selalu didapat barisan 03 jika menyangkut dengan pemerintahan. Lihat saja di sekitarnya, pendukung Gibran membentangkan spanduk-spanduk bergambar Gibran di sepanjang jalan saat Jokowi berkunjung di Gunungkidul. Bahkan bukan hanya spanduk, tapi atribut partai dikobarkan nyentrik di bahu jalan. Ada apa ini?

Inikah yang dimaksud dengan presiden yang akan berkampanye dan memihak pada paslon 02? Stststst, dari kejadian brutal itu, sebentar lagi Tim Klarifikasi Nasional akan muncul dengan dalih pembelaan dan pembenarannya. Kita tunggu saja.

Dari kejadian yang kerap terjadi ini, presiden Jokowi semakin menunjukkan tindakan tak bermoral kubu yang didukungnya. Baik kalau memang presiden hanya diam tanpa membela rakyatnya, karena memang saat ini kepentingannya juga hanya untuk memenangkan anaknya tanpa terkecuali, kan??

Rakyat bukan lagi prioritasnya. Tidak mengapa, karena rakyat akan mencari calon pemimpin yang bisa memperbaiki moral dari tindakan serta sikap Jokowi akhir-akhir ini.

Dengan begitu rakyat semakin yakin calon pemimpin yang bakal bisa membawa konstitusi kuat terus mengakar di negeri ini hanya Ganjar-Mahfud, yang menghormati dan menolerir perbedaan dalam segala hal termasuk pilihan capres. Yang terpenting berdasarkan akal yang sehat dan hati nuraninya, bukan karena intimidasi, cuan apalagi jabatan.

Ganjar-Mahfud yang akan menjaga demokrasi negara ini, dengan tidak memaksakan kehendak rakyat. Karena mereka adalah tuan bagi Ganjar, yang memegang demokrasi negara ini serta tuan yang memberi amanah besar dipundak Ganjar-Mahfud. Itulah sudut pandang calon pemimpin kita yang mengartikan bahwa menghargai demokrasi itu sama halnya dengan menghormati rakyat, yang juga menjadi pemegang hak demokrasi di tanah air ini.