Politik

Diamnya Megawati Soal Perilaku Kubu Puan, Sampai Kapan Membela Anak Wedhok?.

Widodo SP 2 years ago 1.7k

Megawati Soekarnoputri terlihat garang ketika sudah merespons isu-isu politik yang coba mengusik dirinya, juga saat mengarah ke PDI Perjuangan (PDI-P), hingga isu-isu yang dianggapnya keterlaluan dalam menyerang Jokowi dan pemerintahan yang beliau pimpin.

Sebagian pihak menilai bahwa hal ini menjadi bukti ketegasan dan keberanian Bu Mega dalam menjaga martabat dan marwah PDI-P sebagai partai yang (kabarnya) bersama wong cilik dan mendengar suara rakyat itu.

Para kader PDI-P juga kerap diminta turun untuk mengetahui apa yang dialami masyarakat, menyerap aspirasi mereka, dan membuat kebijakan atau program tertentu untuk menjawab permasalahan yang dialami rakyat. Katanya loh ini.

Hanya, belakangan ini kita justru kerap mengamati bawa Bu Mega seperti memilih untuk diam dan seolah tak peduli dengan perbuatan "Kubu Puan" yang terlihat seperti sedang bergerilya di internal partai dalam mendukung Mbak Puan yang seperti ngebet maju dalam Pilpres 2024.

Elektabilitas yang masih merosot di papan bawah "klasemen tokoh politik" menuju 2024 pun disikapi dengan memasang baliho berukuran segede gaban dan yang terbaru membentuk "Dewan Kolonel" yang di dalamnya ada pemgurus teras alias elit PDI-P seperti Utut Adianto hingga Bambang Pacul. Wow ... segitu ngebetnya ya kalian?


Hebatnya, kalau nggak bisa dibilang aneh, Bu Mega sampai saat ini masih terkesan diam. Sementara, Ganjar Pranowo yang justru berusaha meredam gejolak amarah pendukungnya, dengan berkata agar semua pihak bisa menahan diri. Suara yang juga ditujukan pada relawan setia Ganjar yang kabarnya akan membentuk "Dewan Kopral" buat menyaingi dewan bentukan kubu Puan itu.

Meski hingga saat ini PDI Perjuangan belum mengumumkan nama calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilu 2024, tapi sekali lagi ... Bu Mega tampak diam, bahkan bisa disebut cuek dengan fenomena yang muncul akibat ulah puteri kesayangannya itu.

Nggak heran jika lantas muncul dugaan spekulatif kalau sebenarnya Bu Mega sebagai pemegang mandat satu-satunya soal pasangan Capres-Cawapres pada 2024 nanti, misalkan PDI-P mengusung dari kader internal partai, sudah memilih Puan Maharani. Hanya, keputusan itu belum diumumkan resmi sebagai keputusan partai kepada khalayak, terutama bagi kader internal mereka.

Sementara, Ganjar cenderung agak tersisih (baca: sengaja disisihkan), mungkin karena dianggap sebagai penghalang bagi "karpet merah" yang sudah kadung digelar buat Puan Maharani menuju tiket Pilpres 2024.

Hasto selaku Sekjen PDI-P boleh saja menyebut pembentukan Dewan Kolonel sebagai guyonan politik, tapi faktanya partai banteng ini tidak berani menindak. Mungkin karena yang berulah adalah sang tuan puteri, sehingga nggak ada yang berani mengusik atau melawan.


Saya berharap analisis awam ini tidak sampai terjadi ya. Namun, kalau benar nantinya dukungan ke Puan semakin menguat dan Bu Mega masih diam saja, malah terkesan mendukung, bersiaplah buat terjadi kegoncangan internal dan potensi perolehan suara dalam Pemilu 2024 nanti.

Jangan remehkan potensi relawan pendukung Ganjar lho, Bu Mega, yang kemungkinan didukung sebagian loyalis Jokowi, yang hanya ingin melihat Ganjar maju pada 2024 nanti, baik lewat PDI-P maupun jalur lainnya. Bagaimana, sampai kapan mau diam dan membela anak wedhok terus, Bu Mega?

Begitulah kura-kura...