Untuk diketahui bersama: cerita di bawah ini mungkin hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan karakter, tokoh dan kejadian, ITU MUNGKIN DISENGAJA. Heheheh.
Saat ini sang pangeran sudah menjadi kartu mati buat ayah karena penolakan-penolakan masyarakat yang begitu masif dan semakin menggelora bukan partai gelora, menjadikan mereka ketar-ketir dan suaranya langsung turun drastis karena dugaan nepotisme. Ya jelas sih nggak usah diduga-duga lagi karena ada nepotisme yang terjadi melalui dukungan sang paman.
Raja yang sudah mulai menjadi sosok yang memenangkan sosok ayah dan sang pangeran saat ini ketar-ketir bukan karena rakyat Indonesia kesulitan tapi karena mereka mulai kesulitan dan kekeringan. Orang bermasalah kalau berkumpul dengan orang bermasalah tentu akan menimbulkan masalah yang banyak.
Semakin banyak masalah tentu semakin banyak yang harus dikorbankan nantinya. Dan sang raja saat ini sudah mulai ngamuk dan tahu bahwa dia ternyata ditusuk dari yang paling dalam. Dia ditusuk oleh orang dalam yang dia percayai dan musuhnya ada di dalam selimut ternyata.
Tak disangka-sangka sang raja itu ditikam dari belakang selimut yang hangat dan begitu tertutup dari rakyat. Inisialnya adalah extraterrestrial yang merupakan pengusaha besar dengan banyak uang. Nggak heran waktu beberapa hari kemarin ini, sang raja mengatakan bahwa pengusaha Jangan banyak bacot soal politik deh.
Awalnya saya pikir karena raja ini mau nyindir tim pemenangan Ganjar yang diisi oleh pengusaha. Oh ternyata ini yang dimaksud oleh sang raja yakni pengusaha yang dekat dengannya dan begitu bernafsu kelihatannya ingin menjabat menjadi pengganti sang pangeran.
Dan beberapa waktu yang lalu sang raja duduk di singgasana dan berjarak dengan orang yang terdekat itu sekalipun. Padahal kita tahu bahwa yang namanya raja harusnya dekat dengan orang-orang dalamnya.
Tapi kekuasaan yang membutakan dan janji-janji palsu soal ayah yang nantinya akan memimpin negara ini dengan membagi-bagi proyek, membuat pengusaha itu tergoda. Sang pangeran memang sudah menjadi kartu mati seperti yang saya katakan sebelumnya karena pandangan publik sudah mulai berkurang kepercayaannya.
Dan sang ayah pun mulai lirik-lirikan sama pengusaha itu karena memang ujung-ujungnya kan masalah duit yang harus terus mengisi dan memenuhi kantong-kantong black hole mereka. Supaya langgeng dinasti politik yang akan terjadi.
Yang tadi saya katakan yakni tindakan nepotisme tentu membuat sang ayah jadi ketar-ketir karena suaranya tergerus habis. Pandangan di atas bukan murni dari pandangan saya melainkan dari pandangan seorang pengamat politik yang memiliki kebebasan di dalam berpikir dan tidak terikat oleh partai manapun.
Di sini kita melihat bagaimana seorang Denny Siregar bisa membacanya dengan sangat detail bukan main-main. Dan saya kira ini akan menjadi lebih berbahaya apalagi sang pengusaha ini mulai menjadi orang yang mengada-ngada soal peraturan absurd di mana negara ini tidak boleh mengibarkan bendera dukungannya kepada negara Palestina.
Wah semakin mengerikan bukan peta politik kita saat ini? Dari sinilah kita harus memastikan bahwa GP dan MMD harus menjadi pemenang agar negara ini bisa bebas mendukung dan mendoakan dan juga memberikan support kepada negara-negara yang dijajah.