Politik

Demokrat Makin Ketar-ketir?.

Adin a year ago 1.1k

Kejayaan merupakan impian dari setiap partai politik. Beberapa indikasi parpol sukses dan berjaya adalah dilihat dari raihan suara pada pemilu dan kesuksesan kadernya jadi pemimpin. Baik itu pemimpin tingkat daerah mulai bupati/walikota, Gubernur bahkan Presiden.

PDI Perjuangan dinilai partai yang sedang menikmati kejayaan pada satu dekade terakhir. Partai ini sukses menjadi juara pada pemilu tahun 2014 dan 2019. Kejayaan ini dilengkapi dengan suksesnya kader terbaik PDI Perjuangan yakni Joko Widodo menjadi Presiden Repubik Indonesia 2 periode.

Partai Demokrat pernah berjaya sebelum PDI Perjuangan. Menjadi juara di pemilu satu kali dan mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI 2 priode. Sayangnya di akhir masa pemerintahan SBY Demokrat mengalami kemunduran.

Hal ini disebabkan banyaknya elit Partai Demokrat tersandung kasus korupsi dan tidak ada figur lain pengganti SBY. Hal ini rupanya terpikirkan oleh SBY bahwa Demokrat membutuhkan simbol, tokoh yang mumpuni untuk memimpin Demokrat.

Maka diputuskan anak sulung SBY mundur dari TNI dan terjun langsung ke politik. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) langsung masuk Partai Demokrat jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Komandan Kogasma, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat dan jadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Dengan hadirnya AHY Partai Demokrat ingin mengulang kejayaan. Tetapi hal tersebut tidaklah mudah, lawan politik mereka bermunculan dengan kekuatan dan potensi besar. Sampai saat ini AHY belum berhasil jadi menteri, wakil presiden apalagi Presiden. Jadi cawapres dan capres pun tidak pernah.

AHY masih kalah oleh tokoh lain seperti Maruf Amien, Sandiaga Uno dan sekarang ini muncul Anies Baswedan. Pemain lama pun masih cukup kuat seperti Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.

Belum lagi dari PDI Perjuangan ada Ganjar Pranowo, Puan Maharani dan Tri Rismaharini. Apalagi kini PDI Perjuangan dinilai makin kuat dengan datangnya titisan Jokowi yakni Gibran Rakabuming yang langsung sukses jadi Walikota Solo.

Gibran makin berkibar dan dinilai akan menang mudah, walaupun “tidur saja” Gibran mampu memenangkan Pemilihan Gubernur. Demokrat makin ketar-ketir. Gibran masih berkibar muncul berita bahwa Kaesang Pangarep berminat terjun ke politik. Wah Demokrat makin galau.

AHY sekarang masih berjuang keras untuk muncul. Bukan hanya muncul tapi bisa jadi setidaknya Wakil Presiden. Tapi Anies Baswedan sampai saat ini belum melirik AHY untuk dijadikan Cawapres. Alamat AHY gagal maning di Pilpres 2024 ini.

Dari segi elektabilitas AHY sebenarnya tidak begitu mengecewakan, walaupun hanya unggul di posisi cawapres.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memiliki elektabilitas tertinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Hal itu nampak dari hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait simulasi 7 nama cawapres. AHY menempati urutan pertama dengan tingkat elektabilitas sebesar 23,2 persen.

Tapi sayangnya belum ada poros yang melirik dengan serius seorang AHY. Muncul berita jika Partai Demokrat terkesan memaksa Anies Baswedan untuk memilih AHY jadi Cawapres.

Kegagalan AHY jadi peserta Pilpres 2024 akan menjadi kegagalan Partai Demokrat juga. Kita tunggu saja bagaimana nasib AHY dan Demokrat di Pemilu 2024.

Sumber :

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/04/17053291/survei-indikator-elektabilitas-ahy-erick-thohir-khofifah-tertinggi-dalam