Politik

Bukti Jokowi Makin Terpojok, Tidak Bisa Bantah Sindiran Telak Anies!.

Ninanoor 5 months ago 1.8k

Dulu Anies beberapa kali menyindir ke arah Presiden Jokowi. Misalnya soal kemampuan bahasa asing seorang pemimpin. Tentu saja sindiran-sindiran Anies itu gak pernah mempan. Karena publik pun tahu, kemampuan bekerja Pak Jokowi sangat jauh di atas Anies. Warga Jakarta pun sudah tahu kok bagaimana gak beresnya pekerjaan-pekerjaan Anies. Janji kampanye juga ada yang gak tuntas, seperti rumah DP 0 rupiah. Apalagi ketika pengganti Anies, Heru Budi Hartono mulai bekerja. Tanpa TGUPP, kinerja Heru bisa melebihi Anies dan menuai banyak pujian. Intinya, dalam soal pekerjaan, Anies memang jomplang jauh di bawah seorang Jokowi. Kalau Anies bisa bekerja dengan baik, tidak mungkin kan pasangan Prabowo-Sandi dulu kalah di DKI Jakarta dalam Pilpres 2019.

Tapi itu dulu hehehe... Saya perlu mengingatkan kembali pada teman-teman terhadap sejarah kinerja Anies di Jakarta. Ini untuk memperlihatkan posisi Anies waktu itu terhadap Pak Jokowi. Ya memang sangat jomplang, sangat jauh di bawahnya Pak Jokowi. Maka waktu itu, sebagai capres, Anies pasti akan kalah dengan siapa pun yang didukung atau terkait dengan Pak Jokowi. Sampai bulan Mei tahun ini pun, Anies waktu itu berusaha menyindir kinerja Pak Jokowi dalam pembangunan jalan. Anies menyebut bahwa pembangunan jalan di era SBY lebih banyak ketimbang di era Presiden Jokowi. Ternyata kan ketahuan bahwa Anies salah baca data Sumber. Akhirnya kan blunder buat Anies sendiri. Bikin malu dan bikin elektabilitasnya jadi terus menurun Sumber.

Tapi itu dalam situasi normal ya. Kondisi normal berubah 180 derajat, ketika publik dikejutkan dengan majunya Gibran jadi cawapres Prabowo. Yang dimungkinkan dengan adanya putusan MK yang waktu itu diketuai oleh pamannya Gibran, Anwar Usman. Akhirnya setelah dilaporkan dan disidang oleh Majelis Kehormatan MK, jabatan sang paman ini pun dicopot. Putusan Majelis Kehormatan MK ini menegaskan bahwa Gibran itu maju sebagai cawapres berdasarkan proses yang disertai dengan pelanggaran etik yang berat. Gak heran kalau di Majalah Tempo, Gibran disebut sebagai anak haram konstitusi Sumber.

Cawe-cawe Jokowi pun makin terbuka. Dibongkar habis oleh berbagai tokoh dan berbagai media. Belakangan juga akhirnya terbongkar peran Ibu Iriana dalam pencawapresan Gibran. Menurut Tempo, ambisi dan manuver sang ibu inilah yang berperan besar dalam suksesnya membawa Gibran menjadi cawapres Sumber.

Keluarga Jokowi saat ini sangat identik dengan dinasti politik. Media dalam dan luar negeri bergantian membahas soal ini. Munculnya dinasti politik dalam negara demokrasi adalah sebuah kemunduran. Apalagi aktornya merupakan presiden dan keluarganya. Presiden yang dulu mendapat banyak pujian dari media asing. Namun sekarang jadi mendapat hujatan Sumber.

Sekarang kondisinya sangat berbeda. Kita kembali ke Anies. Sebagai capres yang menawarkan perubahan, maka wajar ketika Anies memanfaatkan momen yang ada, untuk melemparkan sindiran kepada Pak Jokowi. Kalau dulu itu, apa pun sindiran dari Anies, gak ada yang mempan. Karena yang jadi obyek sindiran adalah soal kinerja. Yang sampai sekarang pun, kita harus tetap akui ya, bahwa kinerja Pak Jokowi sebagai seorang presiden, itu memang bagus. Banyak hasilnya. Namun ternyata, sekarang sudah terungkap bahwa kinerja yang baik itu tidak ditunjang oleh kemuliaan dan kebijaksanaan yang baik pula. Ternyata, ada upaya-upaya untuk melanggengkan kekuasaan melebihi 2 periode. Seakan kita mau ditarik lagi ke masa-masa kelam Orde Baru, di mana ada presiden dan keluarganya yang berkuasa hingga 30 tahun lamanya Sumber.

Nahh... Memanfaatkan situasi yang ada, Anies pun akhirnya bisa melemparkan sindiran yang tidak terbantahkan. Sindiran yang justru diiyakan oleh publik, oleh para mahasiswa yang mulai bergerak di berbagai daerah ya Sumber. Apa kata Anies? Anies hanya bilang bahwa dia memastikan istrinya tidak akan cawe-cawe urusan politik, jika nanti Anies terpilih jadi presiden Sumber. Makjleb banget ini! Anies juga menegaskan bahwa istrinya tidak akan mencampurkan urusan pribadi dengan urusan negara. Makjleb lagi!

Sebenarnya, Pak Ganjar juga menyebutkan hal serupa, ketika ditanya awak media, apakah istrinya akan cawe-cawe dalam urusan politik jika nanti terpilih jadi presiden. Pak Ganjar juga menegaskan bahwa istrinya tidak akan cawe-cawe Sumber.

Saya lebih mengemukakan perkataan Anies, ketimbang Pak Ganjar, karena untuk memperlihatkan bahwa saking terpojoknya keluarga Jokowi dengan terbongkarnya soal peran dari paman dan ibunya Gibran, sehingga sindiran dari Anies saja itu sudah cukup nampol. Dan tidak bisa dilawan oleh Pak Jokowi. Tidak terbantahkan. Itu dari Anies lho. Yang rekam jejak kinerjanya di Jakarta itu jelek dan sangat jauh jomplangnya jika dibandingkan dengan kinerja Pak Jokowi. Tapi, dengan kinerja yang buruk, dengan tawaran perubahan yang kurang begitu laku buat menarik para pemilih, dan dengan elektabilitas yang menurut survei itu menurun. Bahkan dengan dukungan partai NasDem yang 2 kadernya jadi tersangka korupsi. Dengan latar belakang seburuk itu, Anies bisa melemparkan sindiran yang begitu kuat dan tidak bisa dilawan oleh Pak Jokowi.

Ini buktinya bahwa posisi Pak Jokowi dan keluarga itu betul-betul sedang terpojok. Sehingga, apa pun hasil survei. Bahkan saat ini ada survei yang menyatakan pasangan Prabowo-Gibran itu sudah mencapai 51,4 persen Sumber. Sudah pasti menang gitu ya. Tapi kok kalau diajak debat malah kabur hehehe... Disindir Anies juga gak bisa membantah. Ya memang aslinya itu sedang sangat terpojok. Dan dikiranya, semua rakyat Indonesia bisa dikadalin, bisa dibodoh-bodohi dengan hasil survei yang fantastis. Kalau memang bakal menang, kenapa masih sok playing victim, ke mana-mana bilangnya kena serangan fitnah dan nyinyiran Sumber. Padahal yang diberitakan di media, yang dibicarakan di medsos oleh para netizen itu kan fakta. Kalau merasa difitnah, somasi dong, gugat dong pihak Tempo misalnya. Berani gak? Sama sindiran Anies aja gak bisa membantah kan? Ok gaes, begitulah kura-kura!