Politik

Berat Masalah, Anies Takut Ditinggal Demokrat tapi Gak Berani Pilih AHY Jadi Cawapres .

Fery Padli 10 months ago 1.1k

Tiga partai yakni PKS, NasDem dan Partai Demokrat sudah sepakat untuk mengusung Anies sebagai Capres 2024. Bukti dari kesepakatan itu adalah dengan ditandanganinya Piagam Koalisi Perubahan oleh masing-masing Ketum Parpol.

Hanya saja kesepakatan tertulis ini ibarat orang tunangan, masih bisa sewaktu-waktu dibatalkan.

Dan kalau seandainya ada salah satu pihak yang membatalkan, tidak ada konsekuensi hukumnya sama sekali.

Palingan risikonya dibenci oleh partai yang ditinggalkan dan tidak dipercaya lagi oleh orang karena telah berkhianat.

Artinya apa? Partai Demokrat juga masih berpeluang untuk keluar dari Koalisi Perubahan.

Apa lagi beberapa waktu yang lalu Ketum Golkar, Airlangga Hartarto bertemu dengan SBY dan AHY. Sehingga tidak menutup kemungkinan duet Airlangga-AHY bisa terwujud pada Pilpres 2024 mendatang.

Dan saat SBY berkuasa dulu, Golkar 10 tahun lho bersamanya dalam satu koalisi. Artinya soal kedekatan, SBY lebih dekat dengan Golkar daripada dengan NasDem.

Ditambah dengan kalau berkoalisi dengan Partai Golkar, sudah bisa dipastikan AHY dapat tiket Cawapres.

Lalu, kalau Demokrat benaran keluar dari Koalisi Perubahan apa yang bakal terjadi?

Anies terancam gak bisa nyapres. Karena kalau PKS dan NasDem saja yang mengusungnya, gak memenuhi syarat presidential threshold 20 persen.

Jadi, meskipun Demokrat namanya sudah buruk lantaran kadernya banyak banget yang korupsi, nyaris jadi partai gurem yakni hanya berada di posisi ke-7 dari 9 Parpol yang lolos ke senayan, serta ketua umumnya bukan politisi yang berpengalaman, tetap saja partai berlambang bintang Mercy itu dibutuhkan oleh Anies.

Kader Partai Demokrat juga sadar kalau mereka sangat dibutuhkan oleh Koalisi Perubahan. Itulah kenapa partai tersebut ngotot banget mengusung AHY sebagai Cawapres.

Pokoknya segala cara dilakukan oleh Partai Demokrat agar Ketumnya itu terpilih jadi Cawapres Anies.

Bahkan sampai main ancam segala. Seperti yang pernah disampaikan oleh AHY. Ketiga Parpol (PKS, NasDem dan Demokrat) harus bekerja sama untuk membentuk koalisi. Karena kalau satu saja yang mundur maka Anies akan gagal maju sebagai Capres 2024.

Yang pada intinya pernyataan putra sulung SBY tersebut, Partai Demokrat akan mundur dari Koalisi Perubahan jika PKS dan NasDem tidak setuju dirinya jadi Cawapres Anies. Dan nasib Anies jadi maju sebagai Capres atau tidak sangat ditentukan oleh Partai Demokrat.

Sementara, PKS dan NasDem menolak dengan keras AHY jadi Cawapres Anies. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan Waketum NasDem Ahmad Ali bahwa sosok pendamping Anies mesti berasal dari NU.

Atau dengan kata lain NasDem lebih mendukung pasangan Anies-Khofifah daripada Anies-AHY.

Karena jelas, AHY bukan warga NU tapi merupakan warga Persatuan Pensiunan Angkatan Perang Republik Indonesia (PEPABRI).

Sedangkan PKS menolak AHY sebagai Cawapres Anies, bisa diketahui dari pernyataan-pernyataan kader partai dakwah itu. Seperti ada kader PKS yang mengatakan partainya tertarik mengusung Anies-Aher, Anies-Khofifah hingga Anies-Sandiaga Uno.

Tapi tidak pernah sekalipun kader PKS mengatakan mau mengusung Anies-AHY.

Lantas, apa alasan kedua partai tersebut menolak AHY jadi Cawapres?

Ada banyak sih sebenarnya. Berikut di antaranya;

Pertama, AHY itu bukan Cawapres potensial, seperti dia tidak punya basis massa. Sehingga peluang untuk Anies kalah sangat besar kalau berpasangan dengan dia.

Kedua, AHY politisi digoreng dadakan serta bukan orang yang mandiri. Seperti dia jadi Cagub DKI bukan karena keinginannya sendiri tapi karena didesak oleh bapaknya. Begitupun dia jadi Ketum Partai Demokrat, bukan karena keinginan serta perjuangannya sendiri tapi lagi-lagi karena campur tangan dari SBY.

Gawat kalau orang ini jadi Wapres. Karena yang akan mengatur tugas-tugasnya ke depannya adalah bapaknya.

Ketiga, AHY tidak punya rekam jejak di dunia politik yang bisa dibanggakan.

Lha wong baru ikut Pilkada DKI saja sudah kalah, apa yang mau dibanggakan?

Itulah kenapa Partai Demokrat sering banget jual prestasi SBY. Karena mau jual prestasi AHY, tidak ada yang bisa dijual.

Dan keempat, AHY tidak punya logistik yang memadai.

Apa lagi Johnny G Plate sudah masuk penjara. Sudah bisa dipastikan pendanaan untuk kampanye Anies sedikit banyak akan tertanggu. Sehingga Koalisi Perubahan butuh sosok Cawapres yang bisa menyediakan logistik yang besar.

Jadi, memang tidak ada alasan sebenarnya untuk mengusung AHY jadi Cawapres.

Kader Demokrat saja yang gak paham-paham. Hehehe

Akibatnya apa? Anies juga tidak berani memilih AHY sebagai Cawapresnya.

Lha wong dia boneka Surya Paloh kok, bagaimana mau berani?

Tapi kalau tidak memilih AHY sebagai Cawapres, dirinya rawan ditinggalkan oleh Partai Demokrat.

Benar-benar pilihan yang sulit.

Hingga sekarang yang bisa dilakukan oleh Anies adalah menurunkan harga dirinya dengan menjilat SBY serta selalu mendekat dengan AHY. Dengan harapan Partai Demokrat tetap mengusungnya meskipun Cawapresnya orang lain.