Politik

Bagaimana Demokrat Membesarkan Anies, Bagaimana PDIP Membesarkan Puan?.

DHEKO 2 years ago 743.0

PDIP vs Demokrat. Ribut melulu, tapi sebenarnya keduanya sedang punya pekerjaan rumah yang sama. Ibarat orang tua, keduanya sedang berusaha keras untuk membesarkan masing-masing anaknya. Yang satu berusaha kuat untuk membesarkan anak biologis sekaligus anak ideologisnya, sementara yang satunya lagi anak yang tidak jelas. Ideologis bukan, biologis juga bukan. Semacam anak yang nemu di jalananlah….

Partai Demokrat agaknya sudah mentok dengan Agus Harimurti Yudhoyono. AHY, sudah disadari sepenuhnya bahwa anak Pepo ini tidak bisa diakselerasikan lagi. Ketinggalannya sudah kejauhan, sementara potensinya juga cuman segitu-segitu aja. Berat!

Untunglah Partai Demokrat *nemu" Anies. Walaupun sebenarnya nama Anies juga tidak asing-asing amat di kalangan Partai Demokrat. Tapi gak apa-apa. Lumayan….

Demokrat tentu harus berusaha lebih agar Anies merasa berhutang padanya. Ini logis, sebab mereka bisa dikatakan sudah kalah satu langkah dari PKS dan NasDem, calon tandemnya. Anies begitu harum di mata para pendukung PKS, sementara NasDem sudah memasukkan nama Gubernur DKI Jakarta itu dalam rekomendasinya.

Melempar isu bahwa ada yang berusaha menjegal Anies adalah upaya Demokrat untuk menunjukkan perhatiannya. Demokrat harus terlihat berjasa bagi Anies.

Isu penjegalan itu tentu hanya sebagian dari usaha untuk membesarkan Anies.

Lalu bagaimana PDIP dengan Puan-nya?

Secara sederhana bisa dibagi menjadi dua. Secara eksternal dan ke internal. Ke pihak eksternal, Puan ditugaskan untuk berkomunikasi antar-lintas partai politik. Sejauh ini sudah dua partai politik yang disambanginya, Partai NasDem dan Partai Gerindra. Sebelum-sebelumnya, baliho bergambar Puan juga bertebaran di seantero Indonesia.

Sementara secara internal, Puan terlihat sangat intensif memperkuat diri di kalangan partainya. Terlihat di beberapa acara PDIP sepertinya hanya menonjolkan sosok Puan saja. Terbaru adalah acara di Semarang, Jawa Tengah, yang bertema 'Pertemuan Seluruh El Commandante, Komandante Bintang Dua & Komandante Bintang Tiga Untuk Menerima Arahan dari Mbak Puan Maharani'.

Apa yang dilakukan terhadap Puan itu, tentu tidak bisa dikesampingkan bila tujuan utamanya adalah demi membesarkan namanya. Karena secara fakta, penerimaan terhadap Puan masihlah sangat rendah. Puan kurang dikenali secara jelas, juga dengan tingkat keterpilihan yang masih sangat minim.

Sementara di kalangan PDIP sendiri sepertinya ada keterbelahan dukungan. Itulah kemudian kenapa Puan harus mempersolid dukungan di internal partainya. Setidaknya secara organisasi, Puan perlu memastikan dukungan penuh terhadapnya.

**

Semakin mendekat ke 2024 tentu usaha keduanya tentu akan semakin gencar. Yang patut ditunggu, sampai batas mana kedua nama tersebut bisa mencapai klimaksnya? Berhasil menjadi menjanjikan atau hanya jadi sebuah usaha klise menjelang pemilihan saja?