Seorang analis politik bernama Adi Prayitno menjelaskan tentang alasan SBY risau dengan Anies yang beberapa waktu lalu pernah dipanggil oleh KPK terkait kasus Formula E.
Pemanggilan Anies oleh KPK terkait dengan kasus Formula E awal September diduga membuat SBY Risai. Menurut Adi, kerisauan SBY terlihat melalui pernyataan dugaan pengaturan pilpres 2024 yang bakal tak jujur dan adil.
"Bahwa yang dikhawatirkan SBY itu dikaitkan dengan soal pemanggilan Anies ke KPK, kenapa SBY harus risau kalau Anies dipanggil KPK?" kata Adi.
"Kenapa SBY agak gelisah kalau Anies gagal maju seperti yang dipresepsikan SBY, karena kalau dijegal bolak-balik ke Kuningan [KPK], maka AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sulit untuk bisa berpasangan untuk bisa maju di 2024," katanya lagi.
Analisis Adi Prayitno mirip seperti yang pernah saya prediksi. AHY tidak akan ada harapan jika Anies gagal nyapres.
Menurut Adi, Anies dan AHY punya potensi untuk maju duet di Pilpres 2024 mendatang. Artinya kalau Anies tak bisa maju di pilpres 2024, AHY hampir pasti tertutup peluang bisa maju karena hampir semua partai dan calon-calon lain tidak ada yang menyebut nama AHY.
Di koalisi KIB Anies nyaris tidak disebut. Gerindra-PKB sudah mengusung Prabowo, apalagi PDIP yang memang sejak awal ogah koalisi dengan Demokrat akibat masa lalu. Apalagi ditambah dengan pidato SBY yang membabi buta membuat PDIP kian berang dan bisa dikatakan haram berkoalisi dengan Demokrat.
"kalau Anies tak bisa maju maka Wassalam juga buat AHY," katanya.
Hal ini juga yang membuat SBY menyebutkan soal 'turun gunung'. Turunnya SBY dari gunung disebutkan Adi untuk menyelamatkan Demokrat terutama kursi untuk AHY di 2024.
SBY Turun gunung, pasti ada kaitannya dengan AHY. Kalau kalian Googling tentang SBY turun gunung, dia sudah turun gunung beberapa kali, dan rata-rata demi anaknya, bukan demi kepentingan bangsa. Isu-isu yang dibuat hanya demi anaknya.
Di video lama, SBY pernah bicara soal pihak-pihak yang menuduh pemilu curang, dan sekarang SBY yang ikut-ikutan curiga. Dari sini mudah mengambil kesimpulan, bahwa AHY harus dapat panggung pilpres 2024. Menang kalah itu urusan belakangan. Ini demi pamor AHY agar tidak makin tenggelam jika tidak ikut pilpres. AHY harus ditampilkan sebanyak dan seeksis mungkin.
Tapi kuncinya hanya ada pada Anies. Keputusan ada di tangan PKS dan Nasdem juga dari awal tertarik mencalonkan Anies. Anies pun belum aman posisinya. Nasdem out, Anies pun jadi penonton saja, dan AHY makin gigit jari, sehingga SBY pun makin tidak tenang di masa tuanya.
Makanya SBY sangat takut kalau sampai capres cawapres hanya ada dua pasang. Ini bisa saja dan sangat mungkin terjadi, tapi SBY tak menginginkan itu, lalu bikin gaduh dengan pidato murahan kelas teri busuk.
Padahal pada Pilpres 2014 dan 2019 hanya ada Jokowi dan Prabowo yang bersaing, tapi SBY adem-adem saja tidak ngambek dan bikin ulah. Sekarang turun gunung, pasti ada apa-apanya toh? Apa lagi kalau bukan demi anak sendiri yang tidak becus, tidak kompeten, dan harus digandeng bapaknya setiap saat. Ini saja adalah bukti kalau AHY tidak bisa mandiri tanpa SBY. Gimana mau memimpin negara? Sudah pasti tidak akan bisa, dan kalau dipaksakan memimpin, negara jadi amburadul dan acak-acakan, mungkin bisa lebih parah dari zaman SBY dulu.
Demi ambisi SBY, AHY seolah jadi kelinci percobaan. Dulu kalau tidak lepas karir di militer, mungkin nasibnya takkan suram seperti sekarang. Atau mungkin AHY yang berambisi sehingga SBY memfasilitasi dan menyokong. Hanya mereka yang tahu alasannya.
Tapi apa pun alasannya, serakah itu tidak baik. Terlalu ambisius itu mengerikan. Nanti kalau kalah dan terjatuh, malunya bukan main.
Kita lihat saja langkah Anies nanti. Kalau Anies kembali diisukan bermasalah, pasti SBY akan ketar-ketir lagi. Tapi menurut saya, kunci dari semua ini adalah Nasdem. Jika Nasdem out, selesai urusan. Mimpi AHY sirna. Ambisi Anies hancur berantakan. Dua-duanya harus jadi penonton, dengan hati kesal dan air mata yang tertahan di balik kelopak mata.
Bagaimana menurut Anda?