Politik

Ganjar Hapuskan Kredit Macet Petani dan Nelayan.

Kiki Daliyo 4 months ago 1.0

Indonesia negara kaya, mulai dari SDA-nya sampai dengan SDM-nya. Wilayah Indonesia terdiri dari banyak pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, tak heran apabila NKRI digadang-gadang sebagai Negara Maritim. Tak hanya itu, penduduk Indonesia yang mayoritas bergantung dari hasil pertanian, membuat Indonesia juga dijuluki sebagai negara Agraris.

Sebagaian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan potensi dari kekayaan negaranya dengan berprofesi menjadi nelayan dan petani, dan pekerjaan itu telah tersebar di seluruh penjuru Ibu Pertiwi.

Akan tetapi menjalankan profesi itu tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, tapi butuh perjuangan dan pengorbanan dalam menunaikannya. Misalnya nelayan, apabila tidak memiliki kapal dan perangkat lainnya maka tidak bisa melaut. Pun petani, harus ada modal, peralatan pertanian atau sewa alatnya, pupuk serta pemasarannya. Kalo jatuh harga jualnya, petani akan rugi banyak hal. Rugi waktu, rugi tenaga dan pengeluaran.

Melihat kondisi demikian, tak heran jika nelayan maupun petani sering melakukan kredit guna memenuhi kebutuhan dalam pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua nelayan dan petani rutin membayarkan kreditnya, sebab sebagian dari mereka ada yang kesulitan untuk membayar angsuran karena berbagai hal. Entah itu kesulitan karena hasil panennya jeblok lantaran gagal panen, musibah/bencana alam, pandemi, dan hal mendesak lainnya.

Jika dihitung kredit macet nelayan berkisar 186 miliar NPL-nya, sedangkan untuk petani sendiri mencapai 600 miliar. Memang angka tersebut sangat banyak bagi rakyat biasa seperti kita, apalagi bagi nelayan atau petani yang harus menanggung kreditnya. Pasti akan semakin banyak beban yang harus ditopang, selain untuk membayar kredit, juga harus memenuhi kebutuhan pokok lainnya.

Tapi kesulitan yang para nelayan dan petani alami dapat terselesaikan, lewat program penghapusan kredit macet yang ditawarkan Ganjar-Mahfud. Langkah itu sebagai bentuk rasa peduli pemerintah sekaligus upaya menghadirkan kesejahteraan nelayan dan petani.

Ganjar berkomitmen akan memutihkan kredit macet mereka agar para nelayan dan petani tidak lagi punya utang pada negara, karena negara sendiri telah membebaskan kredit mereka. Program yang membawa kebahagiaan untuk profesi nelayan dan petani ini masih terus dikaji, agar dalam merealisasikannya dapat tepat sasaran.

Sejatinya program pemutihan kredit macet ini tidak serta-merta diberikan tanpa adanya pertimbangan. Namun ada pendataan serta pengecekan selektif yang jelas, bahwa nelayan/petani benar-benar menggunakan sistem kredit guna keperluan dalam pekerjaannya, dan bukan untuk hal lain di luar profesi mereka.

Tentu saja dari peluncuran programnya ini mendapatkan banyak tanggapan positif dari rakyat, mengingat program Ganjar sangat bermanfaat dan membantu kelancaran pekerjaan nelayan serta petani.

Pun hal itu juga akan menorehkan kesejahteraan bagi kehidupan nelayan-petani. Semakin menariknya lagi, Ganjar-Mahfud juga akan beri suntikan modal sekaligus teknologi baru sebagai penunjang serta meningkatkan semangat mereka dalam bekerja.

Meski tak menutup kemungkinan jika problem rakyat, wabil khusus petani bukan hanya kredit macet saja, tapi masih ada kendala lain seperti terbatasnya pupuk yang menjadi masalah utama pertanian.

Namun Ganjar tak patah arang dan pasrah begitu saja, sebisa mungkin ia akan mengusahakan untuk mencarikan solusi atas permasalahan pupuk subsidi yang memang menjadi persoalan seluruh petani di Indonesia.

Oleh sebab itu, eks Gubernur Jateng dua periode ini berkomitmen akan meningkatkan pupuk subsidi supaya merata ke segala penjuru Indonesia, tanpa harus dikurangi. Tapi, untuk mencapai ikhtiar itu diperlukan perbaikan pengelolaan data supaya pupuk subsidi dapat tepat sasaran, sehingga terwujud lah ketahanan sekaligus kedaulatan pangan.

Itulah mengapa kita sebagai pemilih juga harus jeli dan selektif dalam mengamati setiap program dari capres-cawapres kita. Filter, mana program yang jelas membawa kemaslahatan bagi banyak orang dan mana yang sekedar beretorika semata. Jangan hanya tergiur dengan gimmick, namun program yang dibawakannya tidak logis untuk ditunaikan. Dan hanya membuang-buang anggaran untuk sesuatu yang akan berakhir mubadzir!