Politik

4 Catatan Telak Dari Politikus PDIP Untuk Jokowi.

Xhardy 15 days ago 1.1k

Bukan cuma Sekjen PDIP yang gencar mengkritik Presiden Jokowi, tapi juga kader PDIP yang lain juga ikut memberikan catatan buruk untuk Jokowi.

Deddy Yevri Sitorus memberikan 4 catatan untuk Jokowi.

Yang pertama adalah, rencana Jokowi untuk bertemu dengan Megawati dinilai hanya gimmick politik murahan. Jokowi dianggap mustahil punya keberanian untuk bersilaturahmi dengan Megawati setelah catatan abuse of power yang dilakukan oleh Jokowi. Gimmick ini muncul dari perilaku narsistik yang berpikir bahwa semesta ini berpusat pada diri mereka.

Yang kedua adalah, Deddy membandingkan kesalahan Jokowi dan SBY terhadap Megawati. Kesalahan yang dilakukan Jokowi lebih banyak daripada SBY.

Kesalahan SBY, menurut dia adalah, berbohong pada Megawati saat mau mencalonkan diri sebagai capres untuk Pilpres 2004 dengan JK. Sedangkan Jokowi melakukan lebih banyak kesalahan, misalnya Jokowi yang berbohong dengan mengatakan Gibran belum layak jadi cawapres, tapi ternyata dicalonkan setelah Mahkamah Konstitusi melakukan manuver hebat dan diduga diintervensi.

Yang ketiga, Jokowi dianggap menyalahgunakan kekuasaan dengan cara cawe-cawe di pemilu dan mengerahkan instrumen kekuasaan.

“Sudah tentu derajat ‘kesalahannya’ jauh lebih besar sebab menyangkut merusak kualitas pemilu, etika publik, adab politik dan nilai-nilai demokrasi dan penyalahgunaan kekuasaan,” kata Deddy.

Yang keempat, Jokowi kalau mau bertemu dengan Megawati, harusnya bertemu anak ranting PDIP dulu karena anak ranting inilah yang paling kecewa dengan manuver Jokowi. Anak ranting PDIP adalah ujunh tombak partai di lapangan sehingga Jokowi harus ketemu mereka dulu agar mawas diri sebagai kader PDIP. Tanpa mereka, Jokowi tidak akan bisa menjadi seperti sekarang.

Saya kadang berpikir, kenapa PDIP baru gencar mengkritik Jokowi sekarang, kenapa bukan saat pilpres lalu. Mungkin PDIP mau menjaga martabat Jokowi sebagai presiden, atau tidak mau membuat kegaduhan selama pilpres, atau mungkin karena ada alasan lain.

Dan sekarang PDIP tampaknya nothing to lose. PDIP tanpa Jokowi, bukan berarti kiamat. Toh, PDIP jadi pemenang pemilu tahun ini, hattrick. Jokowi sudah menjadi masa lalu PDIP. PDIP sudah move on, bahkan anak dan menantu Jokowi ikut kena blacklist.

Peluang Megawati bertemu dengan Prabowo jauh lebih besar daripada bertemu Jokowi. PDIP tidak ada masalah dengan pihak lain, kecuali Jokowi. Mungkin sikap ini dianggap susah move on. Tapi, PDIP sepertinya punya pertimbangan sendiri kenapa begitu kesal dan sakit hati dengan Jokowi.

Bagaimana menurut Anda?