Pendidikan

Evalina,Menginspirasi Generasi Muda, Remaja Peraih Prestasi Tinggi.

Ruskandi Anggawiria 2 years ago 683.0

Keberhasilan mencapai suatu tujuan sangat tergantung kepada seberapa besar kita berkomitmen demi tujuan dimaksud. Dengan komitmen yang kuat, maka usaha yang keras dan berat menjadi terasa biasa dan ringan, demikianlah barangkali yang bisa kita contoh dari seorang wisudawan termuda pada periode II tahun 2022/2023 Universitas Brawijaya Malang.

Evalina Izzatur Rochmah, demikian nama wisudawan jurusan kedokteran dengan raihan IPK nyaris sempurna 3,92 dan bahkan predikat termuda dari sekian sarjana baru, berhasil dia torehkan. Program akselerasi yang memungkinkan seseorang dapat menuntaskan pendidikan lebih cepat dari kurikulum biasa, memungkinkan Evalina melakukannya.

Pencapaian yang niscaya telah membuat bangga orang-orang terdekat beserta almamater Eva patut menginspirasi siapa pun, khususnya generasi muda yang tengah merenda masa depan. Terbukti bahwa kerja keras dan kegigihan itu tak pernah berkhianat. Lebih-lebih karena Tuhan menghendakinya. Kita yakin Eva disamping belajar dan menekuni bidang studinya, dia juga istiqomah memohon pertolongan Tuhan yang Maha Pemberi ilmu.

Demikian juga andil lingkungan yang mendukung, mereka tentu tidak tertinggal dalam memberikan suasana kondusif sehingga salah satu anggota di lingkungannya mejadi inspirasi untuk mereka. Dan kepada Evalina sendiri, semoga menyadari bahwa pencapaian ini bukanlah akhir dari perjuangannya. Justru hasil ini merupakan awal untuk bekalnya mengaktualisasikan diri sebagai pengabdi bagi masyarakat luas, bangsa dan sesama manusia.

Lebih istimewanya Evalina ternyata tercatat sebagai peserta program Fast Track di program Magister Biomedik., "Biasanya setelah Sarjana Kedokteran, teman-teman yang lain akan lanjut koas (calon dokter jalani praktik bersama dokter), tapi saya tunda 1 semester karena sedang studi Biomedik," ungkap dia, sumber kompas.com.

Sebagai catatan, cabang keilmuan Biomedik sangat erat kaitannya dengan perilaku metabolisme tubuh yang berpengaruh pada kesehatan seseorang. Sering penderita penyakit langka tak menyadari adanya hal tak lazim di dalam sistem tubuhnya, khususnya metabolisme.

Pengalaman penulis membuktikan, seorang yang mengalami defisit mineral tertentu, harus mendapatkan asupan tambahan oleh praktisi biomedis sehingga metabolismenya dapat memperbaiki diri. Hal khusus lainnya, pada sebagian pasen yang terpapar penyakit langka, kondisi tubuhnya turut dipicu oleh overdose makanan atau komponen gizi tertentu, sehingga diperluka diet ketat guna mengimbangi kelebihan itu. Dan untuk menguji sejauh mana seorang paisen kelebihan atau kekurangan asupan, praktisi biomedis yang melakukannya.

Ketika Evalina telah menuntaskan program magister biomedik, tentu akan lebih berdaya guna menyelamatkan penderita penyakit langka. Dan lebih dari sekedar menjadi praktisi, kita berharap mereka yang mendalami bidang studi seperti ini, dapat mengembangkan keilmuannya sehingga semakin banyak tenaga medis atau masyarakat menimba pengetahuan tentang biomedikal.

Kembali ke pembahasan program akselerasi, kiranya Kemendikbud Ristek, perlu memfasilitasi anak-anak berbakat seperti Evalina yang sangat mungkin masih banyak yang belum terakomodasi. Sebagaimana di negara-negara maju, mereka memiliki lembaga pendidikan khusus bagi kelompok anak istimewa. Mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk dengan kelompok usia produktif sangat tinggi, maka kita pandang cukup penting jika pemerintah memiliki prioritas bagi kelompok usia ini.

Bonus demografi yang di satu sisi menjadi keuntungan, namun jika tidak dikelola dengan baik, justru akan menjadi beban pemerintah dan negara, maka jumlah yang besar ini harus dikelola sedemikian rupa sehingga mendatangkan nilai tambah. Khususnya mereka perlu disiapkan menjadi generasi emas pada masanya.

Kita tentu berobsese bahwa generasi muda dengan keistimewaan seperti Evalina, akan terus lahir dan bahkan semakin bertambah frekwensi dan kuantitasnya. Kebutuhan akan potensi mereka pun tentu akan terus bertambah. Untuk itulah pihak yang memiliki otoritas pembinaan pemuda, perlu menyiapkan fasilitas memadai bagi mereka.

Kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk membangun semacam kawasan khusus anak berbakat, rasanya tak berlebihan untuk diinisiasi. Sebagaimana diprakarsai seorang praktisi pendidikan, Profesor Johannes Surya, yang giat menggembleng calon-calon juara olimpiade keilmuan, perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah sehingga mampu mengakselerasi kemampuannya.

Mungkin cara demikian merupakan cara kita menyongsong masa depan bangsa ini menuju kemajuan gilang gemilang, karena generasi unggulnya telah disediakan lingkungan untuk berkembang secara optimal. Dan pada saatnya kelak, akan semakin banyak Evalina berikutnya.