Cerpen

Waspadalah! Penelpon Yang Tak Dikenal Seperti Ini. Bisa Jadi Dari Elit Konspirasi.

Daeng 2 months ago 896.0

Aku bukan orang penting.

Dan aku bukan atau belum punya banyak aset.

Yang jelas, Aku bukanlah siapa-siapa.

Tapi tetap saja aku sering mendapatkan perhatian dari orang-orang misterius.

Apakah aku orang yang sangat berharga sehingga banyak sekali penelpon misterius yang membanjiri ponselku?

Bahkan aku ditelpon pada waktu-waktu yang sangat spesial dan berharga.

Yaitu waktu sehabis berbuka puasa.

Iya, waktu sehabis berbuka puasa adalah waktu yang cukup penting, karena banyak hal yang wajib dikerjakan.

Seorang muslim pasti tahu betapa waktu seperti itu sangat berharga, apalagi bersama dengan keluarga.

Waktu sehabis berbuka adalah waktu yang biasa digunakan untuk berusaha khusyuk sekhusyuk-khusyuknya.

Mungkin diri ini telah penuh banyak dosa, akan tetapi, tidak ada kan yang berhak melarangku untuk terus berusaha memahami makna pergumulan hidup yang telah kualami dan kusaksikan?

Aku hanyalah makhluk yang proses biologisnya tak jauh beda dengan hewan-hewan lain.

Aku makan hewan pun makan. Aku buang air besar, hewan pun demikian. Dan bahkan aku ber-libido, hewan pun demikian, khan?

Dan aku berusaha melihat persamaan itu dalam landskap perbedaan yang paling menonjol, bahwa aku wajib bersyukur masih ada pikiran yang membedakan dengan hewan.

Apakah orang yang diberi pikiran namun tidak digunakannya untuk memahami diri dan alam semesta ini, termasuk kategori hewan? Hanya berbeda bentuk saja khan?

Walau bagaimana pun, memang tak mudah menggali terus menerus sisi itu sebagai makhluk berkesadaran.

Tak heran jika ada iklan gambar monyet dan bertuliskan "Susahnya jadi manusia."

Lalu akhirnya, aku terus berusaha dan berusaha, namun ternyata ujicoba kekusyukan itu berubah menjadi pikiran kusuk morat-marit seperti orang yang sembelit.

Upaya khusyuk tiba-tiba berubah menjadi kasak-kusuk karena pikiran seperti diarahkan untuk mengingat cicilan rumah KPR.

Ohh...My God....Oh Lord...Yaa Allah...Yaa Rabb...

Ohh Negaraku, yang sering dikabarkan sebagai negara paling kaya di dunia, meski juga termasuk negara yang banyak koruptornya alias paling banyak penculiknya.

Aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba menerapkan teknik meditasi ala para biksu, dan belum berhasil juga.

Ohh...rupanya, penelpon tak jelas itu tak mau menyerah, dia terus saja menelpon, padahal sudah ada aplikasi WA, kenapa tidak pakai WA via tulisan saja?

Saking banyaknya penelpon ngak jelas, maka aku pun meng-instal aplikasi telpon versi gratis.

Dan aplikasi itu menampilkan nama-nama penelpon seperti tampak pada gambar.

Jadi bukan aku yang memberi nama, tapi mungkin orang-orang yang pernah menjadi korban penipuan.

Fiuhh....

Begitulah ketika suasana jelang lebaran dipahami sebagai gerak materialisme semata, bukan sebagai gerak perkembangan jiwa spiritual.

Mungkin banyak yang tega melakukan penipuan demi THR.

Dan mungkin banyak yang menghalalkan segala yang haram.

Dan mungkin juga banyak yang menyusahkan diri sendiri tapi berimbas ke orang lain.

Yah nasib nasib...Aku juga kena imbasnya kan? Si penelpon itu tak menyerah. Dan aku juga tak menyerah untuk tidak mengangkatnya.

Maka, aku mohon dengan sangat...!

Cobalah wahai nomor-nomor itu, telpon saja pegawai Istana, atau orang-orang yang ada di MPR.

Siapa tahu kalian itu dapat proyek mercusuar. Dan kalau berhasil, kan ngak perlu lagi nipu yang receh-receh kan?

Kalian itu ngak perlu lagi menipu orang-orang lemah seperti diriku ini, khan?

Wahai pemirsa, kasi tahu orang-orang yang suka menelpon itu ya...

Semoga saja kesadarannya memuncak dan mengubah Indonesia menjadi zaman keemasan yang mandraguna spektakuler penuh keriuhan sebagai negara paling ber-power-power. Iya khan? Iya khan? Ya iyalah!

Apalagi ada Samsul and the gank, yang bisa mengkondisikan segala sesuatunya. Bahkan ada paman yang sangat sakti.

Huehue...Merdeka!!!